Serial Dimaz Muharri (33): Awalnya Tak Terpikir Gabung Louvre

Serial Dimaz Muharri (33): Awalnya Tak Terpikir Gabung Louvre

Musim Indonesian Basketball League (IBL) 2020, Dimaz Muharri comeback sebagai pemain profesional. Setelah lima tahun absen. Ia menerima pinangan klub baru, Louvre Surabaya. Belum sampai tuntas, IBL dihentikan karena pandemi Covid-19.

---

DIMAZ Muharri sama sekali tak terpikir untuk kembali ke kompetisi kasta tertinggi basket di Indonesia. Ia memang tidak total berhenti main basket. Selain menjadi pelatih DBL Academy, Dimaz juga masih main di divisi I Perbasi Surabaya bersama klub Line. Atmosfernya tentu jauh dengan IBL. Apalagi NBL.

Ia memang sudah memutuskan pensiun sebagai pemain profesional. Ingin fokus sebagai Basketball Director DBL Academy. Dimaz termasuk pioneer  di sekolah basket khusus anak-anak 7-15 tahun itu.

November 2019, Dimaz ditelepon pemain Louvre Surabaya Daniel Wenas. Saat itu Wenas mengonsultasikan tentang satu nama calon manajer Louvre. Kebetulan Dimaz kenal dengan calon manajer itu.

Di akhir pembicaraan, tiba-tiba Wena nyeletuk. "Mau gak ikut main di IBL. Gabung Louvre?'' tanya Wenas kepada Dimaz. Spontan Dimaz menolak. Ia benar-benar tidak terpikir untuk kembali menjadi pemain profesional.

Rupanya, tawaran Wenas tadi mengganggu pikiran Dimaz. Ia ragu. Selain sudah lama tidak menjadi pemain profesional, ia juga khawatir tidak bisa bersaing dengan pemain-pemain muda. Usianya sudah 34 tahun kala itu. Tapi sebagai penggila basket, ia juga tergiur dengan tawaran Dimaz.

Andalan Louvre Surabaya, Dimaz Muharri  (kiri) dan Michael Kolawole (Foto: IBL Indonesia)

Ia teringat masa-masa emas menjadi pemain CLS Knights yang berlaga di NBL Indonesia. Dimaz pernah menjadi top assist dan top steal di NBL. Beberapa kali menjadi pemain All-Star.

Dimaz pun mencari tahu tentang kompetisi IBL 2020. Ternyata kompetisinya tidak lama. Hanya empat bulan. Wenas juga kembali menelepon. Kali ini tidak lagi membahas soal calon manajer. Tetapi langsung merayu Dimaz untuk bergabung dengan Louvre.

Dimaz memang dekat dengan Louver. Tim yang dimiliki pengusaha hotel Erick Herlangga itu berlatih di DBL Academy. Baik di lapangan Graha Pena maupun di Pakuwon Trade Center. Otomatis, Dimaz sering melihat mereka berlatih.   

"Akhirnya saya konsultasi dengan manajemen DBL Academy. Pihak DBL Academy tidak menghalangi Dimaz bergabung dengan Louvre. Hanya saja selama berlaga di IBL, statusnya di DBL Academy adalah cuti di luar tanggungan. Alias tidak dibayar," kata pebasket asal Binjai itu.

DIMAZ MUHARRI melayani wawancara setelah berlaga di IBL 2020. (Foto: IBL Indonesia)

Ia kembali bertanya kepada Wenas apakah serius mengajaknya bergabung. Rupanya serius. CEO Louvre Erick Herlangga langsung yang kemudian menelepon Dimaz. Lalu pelatih Louvre Andika Saputra juga ikut merayu suami Selvia Wetty itu. Tentu Dimaz akan menjadi magnet publik Surabaya. Dan itu tentu positif bagi Louvre yang markasnya di Surabaya. Apalagi, salah satu seri IBL 2020 adalah Surabaya.

Singkat cerita, Dimaz tertarik dan menyatakan siap bergabung. Kontrak Dimaz seharusnya dimulai pada Januari 2020. Namun, Louvre tak sabar mengumumkan comeback-nya Dimaz. Desember 2019, nama Dimaz sudah diumumkan sebagai pemain Louvre. Publik basket gempar. Dimaz Muharri, jagoan mencuri bola dari lawan, kembali.

Saat menerima tawaran, Dimaz memang tidak berpamitan dengan CLS Knights. Ia tidak merasa punya ikatan apapun lagi dengan CLS. Toh selama pensiun CLS juga tidak membiayai hidupnya. Bagi Dimaz, berdasarkan ucapan Ferry Humardany, general manager CLS Knights, urusan dengan CLS berakhir pada 2017. Seperti kontrak kerja yang juga telah dibatalkan pada Desember 2015. Dan Dimaz sudah mengembalikan uang kontrak dan gaji yang ia terima dari CLS Knights.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: