Kenapa Bani Adam Memiliki Kulit Berwarna?

Kenapa Bani Adam Memiliki Kulit Berwarna?

Ini disebabkan semua rekam jejaknya berada di genetika kita. Setiap orang menerima separuh genetika bapaknya dan separuh genetika ibunya.

Demikian pula, ibu bapak kita juga menerima separuh dari bapak ibunya. Juga, dari kakek dan neneknya. Dan seterusnya. Dengan demikian, bisa diketahui jumlah generasi yang menjadi asal-usul kita. Dan terjadi pertemuan di generasi ke berapa.

Lebih jauh lagi, jika ditelisik ke masa lalu yang panjang. Kita semua bertemu di sepasang manusia laki-laki dan perempuan yang sama. Yang menjadi nenek moyang kita semua. Yang dikenal sebagai Adam dan Hawa.

Menurut teori Out of Africa, terjadi di antara 80.000–100.00 tahun yang lalu. Saat nenek moyang manusia bermigrasi keluar dari Benua Afrika. Menyebar ke seluruh permukaan Bumi. Dan, menetap di berbagai benua. Terisolasi. Kemudian, beradaptasi dengan lingkungannya. Dan, mengalami perubahan genetika secara berbeda.

Dalam pandangan biomolekuler, perbedaan antar-ras itu terjadi hanya pada 0,1 persen genetika manusia. Yaitu, yang disebut alel. Yakni, sekelompok kode genetika yang menjadi pembeda warna kulit, rambut, dan pupil mata. Dengan kata lain, 99,9 persen genetika kita adalah sama.

Meski demikian, perbedaan yang hanya 0,1 persen itu ternyata muncul secara fenotipe. Dalam bentuk fisik yang atraktif. Dalam warna kulit, rambut, dan pupil mata. Itu semua dipengaruhi adanya zat pigmen yang disebut melanin atau melanosit. Hanya dikendalikan 11 gen. Di antara miliaran kode genetika yang ada di dalam inti sel tubuh manusia.

Cobalah perhatikan, pada ras Negroid. Mereka kelebihan pigmen. Kulitnya pun menjadi berwarna gelap. Demikian pula pupil matanya.

Sebaliknya, pada ras Kaukasoid, mereka kekurangan pigmen. Kulitnya pun menjadi pudar. Alias bule. Demikian pula rambutnya, menjadi pirang. Dan, pupil matanya berwarna terang.

Semua perbedaan itu terjadi secara perlahan-lahan. Ribuan tahun. Dipengaruhi kondisi geografis. Sinar matahari. Iklim. Dan lain sebagainya. Kemudian, diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Secara genetik.

Al-Qur’an menceritakan hal itu sebagai bagian dari tanda-tanda kekuasaan Sang Pencipta. Yang Mahaagung. Dan, menjadi pelajaran. Bagi orang-orang yang berilmu. Karena memang, untuk memahami hal itu, dibutuhkan penelitian ilmiah yang intensif. Secara biomolekuler.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi. Dan berlain-lainan bahasamu. Dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berilmu. (Q.S. Rum: 22)

Di ayat yang berbeda, Allah mengabarkan bahwa kita semua ini memang berasal dari sepasang laki-laki dan perempuan. Kemudian beranak-pinak. Sedemikian banyak. Menjadi bersuku-suku. Berbangsa-bangsa. Agar bisa saling mengenal. Dan saling belajar. Bersama-sama membangun kehidupan yang sejahtera. Di dalam rahmat dan rida-Nya.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antaramu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenali. (Q.S. Al-Hujurat: 13)

Wallahu a’lam bissawab. (Bersambung)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: