Warisan Presiden

Warisan Presiden

Harian Disway - JADI enggak? Jadi enggak? Akhirnya, proyek pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur berlanjut.

Memindahkan ibu kota negara tidaklah mudah. Harus ada UU sebagai payung hukum. Karena itu, Presiden Jokowi sudah mengutus Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Soeharso Monoarfa untuk menemui Ketua DPR Puan Maharani. Menyerahkan surat presiden (surpres) untuk membahas RUU itu. Bisa dibilang,  proyek raksasa tersebut –secara legalitas– mulai digarap.

Proyek yang diperkirakan menyedot dana lebih dari Rp 500 triliun itu sempat terhuyung dihantam Covid. Tahun lalu, misalnya, sebagian kas negara tersedot untuk memberantas pandemi. Kini, dengan situasi Covid yang melandai, proyek yang lokasi tepatnya di antara Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara itu tancap gas lagi.

Saya yakin, walaupun situasi krisis ekonomi masih mendera, Jokowi akan bertekad merampungkan. Masih ada tiga tahun lagi –hingga 2024– untuk menyelesaikannya. Pasti ada tekad kuat pemerintah saat ini. Soal dana, sering terdengar berita bahwa swasta, baik lokal maupun luar negeri, akan dilibatkan.

Bila rampung, itu menjadi warisan terbesar Jokowi yang berkuasa 10 tahun. Paling monumental. Tekad mewariskan sesuatu yang besar dan akan terkenang selamanya bisa menjadi semangat merampungkan. Dan, targetnya pada 2024 ibu kota baru sudah mulai difungsikan. Pindah dari Jakarta yang telah menjadi pusat bisnis yang padat ke kota baru di luar Pulau Jawa.

Bicara tentang legasi, bagaimana dengan presiden sebelumnya:

SOEKARNO

Bung Karno, tentu sebagai presiden pertama, telah mewariskan fondasi negeri ini. Sebagai proklamator, Soekarno bersama Bung Hatta, bisa dibilang: negeri ini pun merupakan warisan mereka.

Sebagian besar bangunan ikonik Jakarta, ibu kota saat ini, merupakan warisan Soekarno. Tentu yang paling monumental ialah kompleks Senayan. Ada emosi kuat dalam pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Di sini Si Bung bertekad menyelenggarakan Ganefo, ajang Olimpiade tandingan pada 1962. Semangat melawan Olimpiade yang didominasi kapitalis Barat. Langkah besar Bung Karno untuk menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dunia. Indonesia sebagai pemimpin negara berkembang.

Tentu ikon lain Jakarta, seperti Monas, gedung kura-kura MPR, dan Masjid Istiqlal, juga warisannya. Hebatnya, sedikit banyak sebagai insinyur sipil, sentuhan Soekarno sangat terasa.

SOEHARTO

Berkuasa 32 tahun. Gelar Bapak Pembangunan sudah menunjukkan betapa banyak yang dilakukan. Yang paling fenomenal tentu strategi pertanian yang membawa Indonesia menjadi swasembada beras. Negara yang semula minus menjadi berlimpah beras.

Ekonomi nasional pun melejit. Indonesia pun disebut-sebut sebagai calon ”Macan Asia”, sebagai negara ekonomi kuat. Namun, kebablasan ekonomi konglomerasi juga yang membuat kekuasaannya jatuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: