”Merdeka ataoe Mati” di Mampang, Jakarta

”Merdeka ataoe Mati” di Mampang, Jakarta

Ogburn dalam teorinya menjelaskan, teknologi adalah mesin utama kemajuan. Untuk itu, dibutuhkan tanggapan sosial terhadapnya. Dengan demikian, teorinya sering dianggap sebagai determinisme teknologi.

Ogburn mengemukakan empat tahap perkembangan masyarakat terkait perubahan sosial: Penemuan, akumulasi, difusi, dan penyesuaian.

Penemuan adalah bentuk-bentuk baru teknologi. Penemuan tidak dapat terjadi kecuali masyarakat telah memperoleh tingkat pengetahuan dan keahlian tertentu di bidang tertentu.

Akumulasi, ketika teknologi baru ditemukan, model lama dilupakan. Itulah proses akumulasi.

Difusi adalah penyebaran ide dari satu kelompok budaya ke kelompok budaya lain, atau dari satu bidang kegiatan ke bidang lain. Ketika difusi menyatukan penemuan, mereka bergabung, membentuk penemuan baru.

Pengaturan adalah proses saat aspek nonteknis dari suatu budaya merespons penemuan. Setiap keterlambatan penyesuaian menyebabkan ketertinggalan budaya. Disebut cultural lag.

Jadi, merujuk teori Ogburn, telat budaya itu biasa. Tidak apa-apa. Sudah sering terjadi di masyarakat mana pun sejak ratusan tahun lalu.

Andaikata kabel-kabel di langit Jakarta itu baru beres setahun lagi (menyitir pihak Apjatel) ya... enggak masalah. Namanya jadi telat-telat budaya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: