Masa Depan Tiga Menteri Perempuan
Harian Disway - DARI enam menteri perempuan kabinet Presiden Jokowi, ada tiga yang menonjol. Mereka adalah Sri Mulyani, Retno L.P. Marsudi, dan Tri Rismaharini.
Ketiganyi sering muncul di media mainstream maupun media sosial. Kebetulan ketiganyi memegang kementerian strategis. Menteri keuangan, menteri luar negeri, dan menteri sosial.
Ketiganyi punya tugas penting masing-masing. Sri Mulyani, menteri keuangan yang asli Semarang itu, menjadi pengendali ekonomi Indonesia.
Dialah perempuan yang harus mencarikan uang untuk negara. Juga, bertanggung jawab untuk mengelolanya. Memastikan uang diterima dari penerimaan pajak dan lain-lain itu efisien dan tidak diselewengkan.
Retno Marsudi menjaga Indonesia dalam kancah diplomasi global. Dia bertangung jawab terhadap nama baik bangsa ini di luar negeri. Memastikan politik bebas aktif Indonesia berjalan dengan baik.
Sementara itu, Risma yang baru setahun menjadi menteri harus ngopeni orang miskin di negeri ini. Dia mengelola bantuan sosial sebagai wujud dari amanat undang-undang dasar.
Ketiganyi punya gaya memimpin yang berbeda-beda. Bu Ani –panggilan akrab Sri Mulyani– dikenal perempuan tegas, teliti, dan berwibawa. Tampilannyi selalu tampak cerdas.
Saya suka sekali membaca komentar dan tulisan-tulisannyi. Saya pun mem-follow akun FB dan medsos lainnya. Banyak hal yang saya paham setelah dia memberikan penjelasan.
Sri Mulyani memang tehnokrat tulen. Dia dosen Universitas Indonesia. Pernah menjadi direktur IMF, lembaga keuangan internasional. Bicaranyi lugas, lancar, dan enak didengar.
Membanggakan.
Dia pernah menjadi menteri keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Satu periode. Di periode kedua tidak lagi dipakai. Namun, justru dia mendapat tempat terhormat di lembaga keuangan internasional.
Sebagai menteri keuangan, dia sangat dihormati di dalam dan luar negeri. Selama menjadi menteri di dua presiden yang berbeda, dia berhasil menjaga Indonesia dari guncangan krisis ekonomi dunia.
Retno Marsudi seorang diplomat karier. Perempuan alumnus UGM tersebut juga luwes berdiplomasi. Karena itu, dia menjadi kepercayaan Jokowi di kancah internasional. Tegas juga saat kedaulatan Indonesia diusik.
Cara berpakaiannyi pun sudah membawa simbol negara. Suka memakai syal batik. Bisa nyanyi, tapi tidak keminyi. Eh... minyi-minyi. Tetap selalu elegan sebagai diplomat negara besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: