Kunjungan Pertama ke RSLI setelah Naik Jabatan
Erwin tak mungkin menolaknya. Ini tugas kemanusiaan. Tanpa pikir panjang, ia langsung membentuk tim konseptor. Mulai dari tenaga kesehatan, ahli gizi, apoteker, sampai urusan konstruksi, sanitasi, dan listrik. “Saya kumpulkan semua stakeholder di lingkungan Soetomo. Kita harus kerja cepat. Tidak ada pilihan lain kecuali ke orang yang sudah pernah kerja di RS,” kata alumnus Fakultas Kedokteran Unair 1988 itu.
Erwin juga dibantu Ketua Yayasan Kesatria Medika Airlangga (YKMA) dr Christrijogo Sumartono dan Direktur RS Terapung Unair dr Agus Hariyanto. Keduanya ahli di bidang kebencanaan dan kedaruratan.
Dokter Agus lalu mengenalkan Ketua Task Force Kemanusiaan Kantin Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Radian Jadid. Pria asal Magetan itu akan membantu nakes mengurusi masalah sosial pasien. Banyak pasien yang diusir dari tempat tinggalnya, terancam dipecat dari pekerjaan, hingga menerima perlakuan diskriminatif. “Pak Jadid sangat mahir menangani urusan sosial itu. Kita ketemu Pak Jadid itu rezeki,” lanjut dr Erwin.
Ia paham, penanganan Covid mirip dengan HIV/AIDS yang sudah ia teliti lebih dari satu dekade itu. Penanganan sosialnya menguras tenaga. Jika nakes juga mengemban tugas itu, penanganan medis di RSLI bisa njomplang. Maka, kehadiran Jadid dan relawan lainnya sangat vital. Model kerja sama itu seharusnya diterapkan di berbagai daerah.
Sebelum RS beroperasi, Jadid sudah dilibatkan sebagai konseptor. Erwin sangat terbuka terhadap masukan. Tidak boleh ada yang merasa paling pintar dalam tim. Semua sama-sama belajar menangani Covid-19 yang misterius itu.
Dua tenda pertama mulai berdiri pada 15 Mei 2020. Tim Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jatim dan Dinkes Jatim diterjunkan. Pada 25 Mei 2020, SK dari gubernur turun. Erwin resmi memimpin RSLI.
Sempat terjadi tarik ulur kapan RS dibuka. Saat itu masih ada persoalan air dan listrik yang belum beres. Namun, RS sudah harus beroperasi pada 29 Mei 2020. “Ada kluster dari Rungkut. Kami harus menampungnya,” kata mantan pimpinan Unit Perawatan Intermediate Penyakit Infeksius (UPIPI) RSUD Dr Soetomo itu.
Sempat terjadi perubahan pimpinan RSLI karena RS darurat diserahkan ke Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) II. Namun mereka tetap mempertahankan dokter Erwin sebagai konsultan dan dokter penanggung jawab pasien.
Setelah satu setengah tahun beroperasi Erwin melihat petugas di RSLI sudah sangat tangguh. Bisa dilepas. Autopilot.
“Sistem yang kita pakai sampai sekarang itu memberikan kontribusi ini,” kata Erwin sambil menunjuk ke layar televisi di belakangnya. Tertulis angka pasien yang dirawat 0.
Erwin juga diminta menyiapkan RS darurat di Bangkalan. Yang sekarang juga nol pasien itu. Atas prestasinya, dr Erwin masuk bursa Kadinkes. Sebelum menerima tawaran gubernur, dr Erwin wadul ke seniornya: dr Joni. “Dok, yang penting bimbing saya, ya. Pak Sekda dan Ibu Gubernur juga harus bimbing saya,” kata Kadinkes Jatim yang dilantik 15 September 2021 itu. (Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: