Industri-Perdagangan Sumbang 14,64 persen PDRB Nasional
Peran industri dan perdagangan Jawa Timur sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, industri Jatim telah berkontribusi pada industri nasional sebesar 22,89 persen. Jumlah itu setara dengan lebih dari seperlima total industri nasional. Begitu juga dengan sektor perdagangan Jatim. Menyumbang 22,16 persen dari total nilai perdagangan nasional.
---
KEPALA Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Drajat Irawan menegaskan bahwa kinerja ekonomi nasional tidak bisa lepas dari industri dan perdagangan Jatim. Otomatis, dua sektor itu juga menjadi faktor penentu nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim.
Sektor industri menyumbang PDRB Jatim pada semester 1 sebesar 30,54 persen. Sedangkan, sektor perdagangan menyumbang sebesar 18,45 persen.
“Itu mengindikasikan dua sektor tersebut menyumbang hampir 49 persen dari total PDRB Jatim pada semester satu. Dan PDRB Jatim berkontribusi sebesar 14,64 persen untuk PDRB nasional,” ujarnya. Bahan baku industri dan perdagangan banyak didapat dari hasil pertanian sekitar 11,71 persen. Sehingga industri berbasis agro sangat penting untuk dikembangkan.
Pada triwulan II 2021 year-on-year (y-on-y), sektor perdagangan Jatim tumbuh secara signifikan sebesar 13,64 persen. Nilai itu lebih tinggi dari perdagangan nasional yang hanya 9,44 persen. Begitu juga dengan sektor industri yang naik sebesar 6,85 persen. Lebih tinggi dari nilai perdagangan nasional yang hanya 6,58 persen.
Dengan capaian itu, industri dan perdagangan lebih kondusif. Itu menjadi sentimen positif terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim. Menurut Drajat, ada dua jenis industri yang tumbuh. Pertama, industri berbasis agro. Yakni yang mengelola olahan hasil tani, perkebunan, perikanan, dan lain-lain.
Industri agro berkontribusi pada konfigurasi industri umum sebesar 82,52 persen. Capaian yang tinggi ini bukan tanpa alasan. Namun, ada konsep yang bekerja di belakangnya. Yaitu program ”Jatim Agro” dari arahan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Kedua, industri berbasis non-agro. Misalnya, industri alat transportasi seperti kereta api, karoseri, elektronika, kapal baja, maupun kapal laut. Namun, nilai kontribusi pada konfigurasi industrinya jauh lebih kecil. Hanya 17,48 persen.
Lalu produk-produk industri apa yang menjadi unggulan?
Dari sisi rumpun, yang paling menonjol adalah kelompok industri makanan-minuman. Kelompok ini mendominasi di hampir semua daerah di Jatim. Misalnya, produk olahan ikan, susu, dan hasil kebun. Sumbangan pada PDRB Jatim mencapai 37,29 persen. Terbesar selanjutnya, 25,82 persen industri olahan tembakau. Baru kemudian menyusul produk kimia, kertas, semen, dan beberapa industri olahan lain. Itu gambaran industri kita
“Seluruh produk industri itu dimasukkan ke kawasan industri untuk meningkatkan daya saing produk,” jelas Drajat. Di Jatim, tersedia setidaknya 10 kawasan industri. Di antaranya seperti, Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Kawasan Industri Gresik, Kawasan Industri Ngoro, Kawasan Industri Pasuruan, Safe n Lock, dan sebagainya.
Produk-produk industri tersebut dialirkan ke pasar dalam maupun luar negeri. Pasar dalam negeri menginvasi perdagangan antar-provinsi. Seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan (Foto: Rizal Hanafi-Harian Disway)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: