Menanti Sabda Sabdo Palon

Menanti Sabda Sabdo Palon

Dalama upacara yang berlangsung sekitar satu jam. Legino membaca doa cukup panjang. Ia menghaturkan persembahan makanan sesaji tersebut kepada Hyang Bathara Wisnu, Hyang Ismaya, Dewi Sri, Para Dewa, Jawata, Kaki Danyang-Nini Danyang, Ratu Kidul hingga penunggu gaib atau leluhur Bratang Gede.

Sejam kemudian, pukul 9 malam, upacara selesai. Dilanjutkan ramah-tamah dan makan bersama. Beberapa siswa membawa pulang bunga sesaji tujuh rupa yang diletakkan dalam gelas air mineral kecil. Konon jika air bunga itu dilumurkan pada tubuh seseorang yang sakit maka sembuh dengan cepat.

Legino menjelaskan bahwa ia mempertahankan keyakinan Budda Jawi Wisnu tanpa pernah takut kehilangan penganut di tengah arus zaman yang serba mengandalkan teknologi. Ia juga tak khawatir dengan masuknya pengaruh-pengaruh asing di tanah Jawa maupun di Indonesia.

”Apalagi saya meyakini bahwa dalam waktu dekat, sabda Eyang Sabdo Palon akan terwujud,” ungkapnya. Sabdo Palon adalah titisan Hyang Ismaya. Dipercaya pernah mendampingi Brawijaya, Raja Majapahit terakhir. Dalam kitab Angger-angger Soho Wewaler, tertulis bahwa Sabdo Palon akan membangkitkan kembali ajaran kawruh budi.

Serta mengembalikan kewibawaan budaya dan masyarakat Jawa setelah 500 tahun runtuhnya Kerajaan Majapahit. ”Setidaknya telah terjadi tiga tanda yang menyatakan bahwa kita semakin dekat dengan terwujudnya janji Eyang Sabdo Palon,” ungkap pria kelahiran Barat, Magetan itu.

Pertama, adanya pagebluk atau wabah penyakit yang melanda Nusantara pada khususnya dan dunia pada umumnya. Kedua, meletusnya Gunung Merapi yang bersamaan dengan munculnya wabah. Ketiga, arah awan letusan Merapi membubung ke barat daya.

”Dalam bahasa Jawa artinya ngidul-ngilen,” terangnya. Ketiga pertanda itu telah terjadi sepanjang 2020 lalu. Ada pandemi Covid-19 yang hampir bersamaan dengan meletusnya Gunung Berapi.

Tentang hal itu, Legino berpesan. ”Siapa saja yang mampu mengilhami ajaran budi dan perilaku baik, seperti yang ditanamkan oleh Eyang Sabdo Palon, akan selamat dari wolak-walike zaman,” ungkapnya.

”Setelah masa penuh bencana terjadi, kehidupan akan berjalan lebih baik. Budaya luhur lestari. Bumi dipenuhi oleh manusia yang memiliki budi pekerti serta laku yang terpuji,” lanjutnya.

Pandhita Legino Marto Wiyono (berbaju ungu) bersama para siswa Budda Jawi Wisnu usai upacara sedekah bumi. (Rizal Hanafi/Harian Disway)

Petunjuk dari Hyang Ismaya itu secara langsung didapatkan Legino dari proses semadi di pertapaan Indrakila. Legino yakin semuanya tak lama lagi akan terjadi. Itulah mengapa hingga saat ini, meskipun telah sepuh, Legino tak putus asa membimbing siswa menjalankan laku peribadatan serta laku puasa.

Bahkan Legino masih sanggup mendampingi mereka untuk naik lereng Arjuna dan bersemadi di pertapaan Indrakila seperti yang kerap dilakukannya. ”Takdir telah menggariskan bahwa Hyang Ismaya selalu mengatur energi positif di dunia ini,” katanya.

”Restu Hyang Ismaya, terutama Bathara Wisnu akan membuat Budda Jawi Wisnu akan lestari sepanjang zaman. Saya tak pernah khawatir. Kewibawaan budaya Jawa akan mencuat lagi,” lanjut Legino. Ia mengucapkannya dengan yakin. Tampak sangat percaya diri menatap masa depan sampai terwujudnya sabda Sabdo Palon. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: