Produksi Padi Diprediksi Turun, Jatim Tetap yang Tertinggi di Indonesia

Produksi Padi Diprediksi Turun, Jatim Tetap yang Tertinggi di Indonesia

PRODUKSI padi di Jawa Timur menjadi yang tertinggi se-Indonesia. Bahkan, ini kali pertama produksi padi Jatim melebihi Jawa Tengah. Dan Justru terjadi selama masa pandemi. Di tengah provinsi lain yang penurunan produksi secara signifikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim merilis bahwa perkiraan total potensi luas panen padi pada 2021 mencapai 1,755 juta hektare. Angka itu terhitung naik 0,02 persen atau sekitar 433 hektare dibanding tahun lalu. Pada 2020, total luas panen mencapai 1,754 juta hektare.

“Per Maret 2020, Jatim justru mengalami kenaikan yang signifikan. Ini berkat sinergi antara pemprov dan pemkab. Saya turun langsung ke sepuluh daerah dengan penghasil padi terbesar,” ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.  

Tiga kabupaten/kota penghasil tertinggi di antaranya Ngawi, Lamongan, dan Bojonegoro. Sedangkan, tiga kabupaten/kota penghasil terendah yaitu Kota Mojokerto, Kota Batu, dan Kota Blitar. Kenaikan produksi yang relatif besar terjadi di Banyuwangi, Ponorogo, dan Blitar.

Sementara itu, luas panen tertinggi terjadi pada Maret tahun ini. Yakni sebesar 385 ribu hektare atau setara 2,19 juta ton. Dan panen terendah terjadi pada Januari lalu, sekitar 55 ribu hektare atau setara 0,3 juta ton.

“Yang Oktober sampai Desember itu hitungannya masih potensial. Tapi secara keseluruhan diprediksi naik dibandingkan tahun lalu,” ungkap Koordinator Fungsi Statistik Produksi BPS Jatim Adenan, kemarin (16/10).

Menurutnya, potensi panen Oktober hingga Desember nanti bisa mencapai 0,24 juta hektare. Dan ternyata, kata Adenan, telah terjadi pergeseran puncak panen. Tahun sebelumnya terjadi pada April, sedangkan tahun ini terjadi pada Maret.

Sepanjang Januari hingga September 2021, jika dikonversikan, produksi padi mencapai 8,42 juta ton giling kering gabah (GKG). Sedangkan, potensi Oktober hingga Desember sebesar 1,49 juta ton GKG. Sehingga total potensi produksi padi 2021 diperkirakan sebesar 9,91 juta GKG.

“Jumlah itu turun jika dibandingkan tahun lalu,” paparnya. Namun, penurunannya tidak terlalu signifikan. Yakni sekitar 0,36 persen atau setara 35,6 ribu ton GKG.

Hasilnya menjadi lain lagi ika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi. Sepanjang Januari hingga Desember 2021 diperkirakan setara dengan 4,83 juta ton beras. Jumlah itu menurun jika dibandingkan 2020 yang mencapai 5,71 juta ton beras. “Penurunannya sekitar 20,4 ribu ton. Tidak terlalu signifikan juga,” jelas Adenan. (M. Nur Khotib)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: