Ditolak Sekolah Umum, Terpaksa Kejar Paket

Ditolak Sekolah Umum, Terpaksa Kejar Paket

Pato, sang kakak—Gasi Dhias, serta kedua orang tuanya diterima di ruang fraksi PDIP yang ada di lantai dasar itu. Setelah pertemuan dengan legislator Jatim, kabar tentang Pato jadi viral. Beritanya ada di mana-mana: Siswa Genius Gagal Ikut Unas. Seperti itulah judul pemberitaan yang beredar luas.

Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf turun tangan. Bahkan, pejabat yang kini jadi Wali Kota Pasuruan itu sampai datang ke rumah kontrakan Pato dan menjanjikan jalan keluar. Setelah itu semua urusan jadi lancar.

Setelah lulus Unas, Pato tak bisa melanjutkan ke sekolah umum. Usianya kurang empat tahun. Opsinya adalah mondok sekaligus menempuh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). "Tahu PKBM, kan? Kejar Paket B," ujar Djoko.

Kejar paket umumnya ditempuh mereka yang telat sekolah. Tapi, kasus Pato khusus. Ia ikut kejar paket karena terlalu cepat menempuh pendidikan.

Pato dibawa pulang kampung ke Semarang. Djoko punya kebun dua hektare di Ungaran. Termasuk daerah sejuk di Semarang. Ada segala macam buah-buahan di kebunnya. Termasuk 120 pohon durian yang sudah mulai berbuah.

Pato dititipkan di Pondok Roudlotul Usysyaqil Quran untuk meneruskan hafalan Alqurannya. Saat itu ia sudah hafal 10 juz. Sisa 20 juz dikebut selama enam bulan. “Pas ulang tahun ke 9 bulan Desember, Pato hafal 30 juz,” ujar 

Pada 2018 Djoko dan Pato membuat keputusan besar. Putranya yang setiap hari menemaninya berkebun, harus nyantri di Pesantren Al Fatih, Sentul Bogor. Di sana, Pato bisa lebih fokus mendalami Alquran sekaligus menjalani kejar paket hingga jenjang SMA.

Semua anggota keluarga menangis saat melepas Pato ke Ponpes. Namun, Djoko yakin cita-cita butuh pengorbanan. (Salman Muhiddin, bersambung)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: