Cari Jalan Kuliah di Madinah di Usia 13 Tahun
Tahun depan Pato Sayyaf lulus SMA di usia 13 tahun. Setelah itu, ia bingung akan meneruskan ke mana. Rencananya ke Universitas Islam Madinah mengikuti jejak dai idolanya: Ustadz Firanda Andirja. Namun, ia mendengar bahwa syarat masuknya harus 17 tahun.
DJOKO Irianto bergegas memberikan teleponnya ke Pato kemarin sore (22/10). Sang anak sedang duduk di teras rumah dengan guru lesnya. “Ini saya jalan sekitar dua puluh meter,” kata Djoko sambil jalan.
Halaman rumah Djoko memang luas. Lokasinya di atas bukit. Dikelilingi sawah, kebun, dan peternakan miliknya. Siang itu Pato belajar kimia dengan guru les privatnya.
Setelah tiga tahun nyantri di Al Fatih Bogor, Pato pulang ke Semarang. Ia fokus menuntaskan pendidikan kejar paket kelas 12 SMA. Kalau lancar, ia bisa lulus tahun depan.
“Assalamualaikum,” kata Pato dengan suara agak berat. Tampaknya ia sudah memasuki masa pubertas. Sudah tidak terdengar seperti anak-anak lagi. Sangat berbeda ketika saya menemuinya lima tahun lalu.
Kala itu, Pato viral karena nyaris tidak bisa ikut Ujian Nasional (UN) di SD Multilingual Anak Saleh (MAS) Sidoarjo. Usianya tidak memenuhi syarat. Masih 8 tahun tapi ingin lulus SD. Setelah mendapat dukungan dari Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Pato akhirnya bisa lulus SD.
Namun pendidikan selanjutnya harus ditempuh melalui jalur kejar paket. Kini ia sudah kelas 12 di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Anugrah Bangsa, Semarang. Ia belum pernah bertemu teman sekelasnya karena pembelajaran masih dilakukan secara daring.
Sejak SD hingga SMA, Pato sering digoda teman-temannya. Sebab, usianya lebih muda empat tahun dari rata-rata usia teman sekelas. Bahkan, oleh adik angkatannya di Pesantren Al Fatih Bogor Pato juga masih jauh lebih muda. Sering ada yang bilang: kakak kelasku masih bocil. “Ya karena memang adik kelas lebih senior,” ujar Pato sembari meringis.
Kalau foto bareng, Pato terlihat paling pendek. Namun banyak juga yang mendukungnya. Banyak yang ingin menempuh pendidikan kilat seperti dirinya.
Pato memang masih bocah. Namun kemampuannya sudah jauh di atas rata-rata teman sekelasnya. Ia sudah menghafal 30 juz Alquran setelah lulus SD. Sampai sekarang, hafalan remaja dengan IQ 136 itu tetap terjaga.
Sebelum menelepon, sang ayah sempat mengirimkan foto Pato sedang duduk di halaman rumah. Latar belakangnya kebun dan sawah. Pagi itu, ia sedang berjemur sambil menghafalkan Alquran.
Di alam bebas itu, Pato bisa lebih fokus memperkuat hafalannya. Beruntung sekali sang ayah punya aset rumah plus kebun yang jauh dari kebisingan Kota Semarang itu. Tetangga terdekat jaraknya 500 meter.
Sang ayah mengirimkan beberapa foto. Ternyata Pato memang suka membaca Alquran di tempat itu selama bertahun-tahun.
Pato memang ingin menimba ilmu agama lebih dalam. Ia sudah keliling menerima undangan untuk menjadi penceramah cilik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: