Kisah Halyna Hutchins, Sinematografer yang Jadi Korban Salah Tembak Alec Baldwin

Kisah Halyna Hutchins, Sinematografer yang Jadi Korban Salah Tembak Alec Baldwin

Halyna Hutchins tewas pada Kamis lalu (21/10). Gara-gara pistol properti film Rust yang dipegang Alec Baldwin menyalak dan pelurunya menembus dada dia. Kematian dia menjadi kehilangan besar bagi dunia perfilman Hollywood. Rekan-rekan sesama sineas mengenang dia sebagai sinematografer paling berbakat yang sangat rendah hati.

 

’’SANGAT pedih saat menyadari bahwa aku kehilangan teman dan kolega, Halyna. Dia sangat baik, ceria, luar biasa berbakat, dan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan gambar terbaik. Dia selalu mendorongku untuk melakukan yang terbaik juga.’’

Itulah testimoni dari Joel Souza, sutradara film Rust, yang dirilis kemarin. Souza turut terluka dalam insiden salah tembak yang dilakukan Baldwin. Namun, peluru hanya menyerempet bahunya. Ia dan Hutchins bersama-sama dilarikan ke rumah sakit Santa Fe dengan helikopter. Ia sudah keluar dari rumah sakit setelah mendapatkan perawatan. 

Sabtu lalu, suami Hutchins, Matt, mengunggah foto sang istri bersama anak mereka, Andros. Bocah itu baru berusia delapan tahun. ’’Halyna menginspirsai kita semua dengan semangat dan visinya yang luar biasa. Warisan dia terlalu berharga untuk sekadar diucapkan dalam kata-kata. Kami merasakan kehilangan yang sangat besar,’’ tulisnya di Twitter.

SANGAT BERSEMANGAT, Halyna Hutchins mengunggah foto dia di lokasi syuting Rust, di Albuquerque, New Mexico, tiga pekan lalu. Dia tewas saat bertugas. (Foto: Instagram Halyna Hutchins)

Rekan sesama sinematografer tidak ketinggalan memberikan pujian. Catherine Goldschmidt menyebut Hutchins sebagai pribadi yang cantik, hangat, lucu, menawan, dan sangat ramah. ’’Yang tragis adalah, dia sudah membuat berbagai karya luar biasa. Tapi, ketika kamu memikirkan karya-karya yang mungkin akan dia buat di masa depan, lebih menyakitkan lagi,’’ kata Goldschmidt kepada BBC News.

Dia juga mengagumi Hutchins karena menjalakan peran ganda. Yakni sebagai ibu. Ketika kali pertama bertemu Hutchins, Goldschmidt sangat terkesan dan shocked. Karena perempuan pekerja keras itu masih punya energi untuk membesarkan anak. ’’Menurutku, menjadi perempuan di industri ini saja sudah sangat sulit. Dia malah bisa menjadi ibu,’’ puji dia. 

Sabtu malam (kemarin pagi WIB) para pelayat mendatangi acara doa bersama untuk Hutchins di Alburqueque Civic Plaza, New Mexico. Acara itu digelar oleh Local 600 International Cinematographers Guild, semacam perkumpulan sinematografer seluruh dunia. Hutchins rencananya dimakamkan pekan ini. 

 

Banyak Prestasi

Halyna Hutchins adalah camera person perempuan berpengaruh di Hollywood. Pada 2018, dia menjadi satu dari delapan sinematografer perempuan yang terpilih untuk mengikuti 21st Century Fox DP Lab. Setahun kemudian, dia terpilih sebagai salah seorang sinematografer AS terbaik pilihan majalah Rising Star.

Dalam dua tahun terakhir, perempuan 42 tahun tersebut cukup sibuk. Dia terlibat dalam penggarapan sederet film. Seperti Blindfire (2020), The Mad Hatter (2021), To the New Girl (2020), Darlin (2019), serta Archenemy (2020). Plus beberapa proyek lain, di antaranya I Am Normal (2020) dan film pendek Sunday's Child (2021).

Hutchins lahir di Ukraina pada 1979. Ketika negara itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Perjalanan Hutchins dari Uni Soviet ke Hollywood terdengar begitu luar biasa. Apalagi kedua negara tersebut berseteru selama puluhan tahun karena Perang Dingin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: