Kisah Halyna Hutchins, Sinematografer yang Jadi Korban Salah Tembak Alec Baldwin

Kisah Halyna Hutchins, Sinematografer yang Jadi Korban Salah Tembak Alec Baldwin

DIKENAL sebagai sinematografer berbakat, Halyna Hutchins telah terlibat di berbagai proyek prestisius di Hollywood. Dia juga mendapatkan banyak penghargaan dari kalangan sineas. (LA Times)

 

Dia dibesarkan di pangkalan militer di Lingkaran Arktik (Kutub Utara) yang dikelilingi rusa kutub dan kapal selam nuklir. Perempuan berambut pirang tersebut memang lahir dari keluarga militer. Buat Halyna kecil, nonton film adalah kegiatan yang menyenangkan. Karena tak banyak hal yang bisa dilakukan di luar rumah. Terutama ketika cuaca sedang buruk.

Hutchins kuliah jurnalisme internasional di Kyiv National University. Sejak kuliah sampai lulus, dia mengerjakan beberapa film. Dirinya sempat tergabung dalam firma produksi asal Inggris di Eropa Timur. Pekerjaan itu membawa dia bepergian ke lokasi terpencil. Dan melihat bagaimana sinematografer bekerja.

Kerap beraktivitas di tempat ekstrem membuat dia menyukai berbagai kegiatan ekstrem. Misalnya, mendokumentasikan terjun payung dan eksplorasi gua di sekitar Ukraina.

Belasan tahun merintis karir di negara asal, dia pindah ke California pada 2011. Di Negeri Paman Sam, Hutchins berkonsentrasi penuh pada penggarapan film layar lebar. Dia meninggalkan kegiatan dokumentasi aktivitas ekstrem.

Meski begitu, American Cinematographer mencatat bahwa Hutchins mengambil pekerjaan produksi apa saja. Dia bahkan sempat mencicipi fotografi mode untuk mendalami apa yang dia sebut sebagai estetika pencahayaan. Di sini, dia mempelajari bagaimana menciptakan suasana hati dan perasaan di layar melalui tata cahaya.

Pada 2013-2015, dia memperdalam ilmu perfilman. Dengan melanjutkan kuliah di American Film Institute Conservatory di Los Angeles. Kesempatan itu membuka koneksi lebih luas lagi di Hollywood. Setelah lulus, Hutchins mendapat tawaran mengerjakan serangkaian film naratif.

Karya dia yang cukup monumental adalah film aksi superhero Archenemy. Yang dibintangi Joe Manganielo. Film lain yang dianggap berpengaruh adalah Blindfire. Sebuah drama polisi dengan kisah seputar isu rasialisme kulit di Amerika Serikat. Film horror Darlin yang disutradara Pollyana McIntosh juga sangat keren.

 

Potensi Oscar

Salah seorang rekan sineas, Olia Oparina, merasa kesulitan mencerna apa yang terjadi pada Hutchins. Dia tak percaya perempuan penuh bakat yang kariernya masih sangat panjang itu meninggal di lokasi syuting. Oparina beberapa kali bekerja Hutchins. Dan menilai mendiang rekannya itu sebagai sosok yang penuh cinta, suportif, dan pengertian.

’’Dia bekerja tanpa lelah selama 11 tahun, dan kariernya baru saja dimulai tahun ini. Dan dia berakhir seperti ini?,’’ tanya Oparina kalut. ’’Mengapa butuh waktu lama bagi orang yang sangat berbakat dan karismatik untuk sampai ke sana? Mengapa industri ini butuh waktu lama untuk mengakui bakat dia? Aku tahu, suatu hari nanti dia akan mendapatkan Oscar,’’ tulisnya.

Saat kejadian penembakan, Alec Baldwin yang menjadi pemeran utama Rust berlatih adegan menembak. Disaksikan Hutchins dan Joel Souza. Ia menggunakan pistol properti. Seharusnya pistol itu berisi peluru hampa. Untuk memaksimalkan efek letupan di depan kamera. Namun, pistol yang dipegang Baldwin ternyata berisi peluru tajam.

Baldwin melalui akun Twitter-nya mengaku shocked. Ia sangat terkejut dan sedih atas kecelakaan yang terjadi. Aktor senior tersebut sekaligus mengungkapkan belasungkawa paling dalam. Serta menjanjikan keterbukaan dengan pihak kepolisian apabila kehadirannya dibutuhkan untuk pemeriksaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: