Rewind Dunia Game Sepanjang 2025: Polemik AI Sampai Kebangkitan Game Indie
Tiga hal besar yang terjadi di industri game sepanjang 2025. --Adobe
HARIAN DISWAY — Tahun 2025 menjadi penutup yang berat bagi industri game global. Setelah tiga tahun dilanda kontraksi ekonomi, gelombang PHK, dan penutupan studio sejak 2022, industri ini belum sepenuhnya pulih.
Namun, alih-alih bergerak satu arah, dunia game justru memperlihatkan wajah ganda: harapan akan kelahiran model baru di satu sisi, serta trend rakus dan eksploitatif yang kian terang-terangan di sisi lain.
Bagi kalangan optimistis, 2025 adalah fase transisi. Dunia lama sedang runtuh, sementara ekosistem baru perlahan terbentuk.
PHK memang belum sepenuhnya berhenti, tetapi sejumlah studio mulai menemukan pendekatan produksi yang lebih ramping, kolaboratif, dan realistis secara finansial.
BACA JUGA:Dituduh Bikin Aset Game Pakai AI, Postal: Bullet Paradise Dibatalkan, Studio Pengembang Gulung Tikar
BACA JUGA:Clair Obscur: Expedition 33 Ditetapkan jadi Game Of The Year 2025, Sabet 13 Nominasi Sekaligus
Sebaliknya, kaum sinis melihat 2025 sebagai tahun eksploitasi. Bukan hanya pekerja dan pemain yang menjadi korban, tetapi juga pimpinan studio kecil yang terhimpit tekanan modal.
Mereka yang justru diuntungkan adalah para pengambil rente: eksekutif puncak, investor oportunistik, hingga kreator konten provokatif yang memonetisasi penderitaan industri.
Dua pandangan itu hidup berdampingan sepanjang 2025. Dari kecerdasan buatan generatif, deprofesionalisasi tenaga kerja, krisis media game independen, hingga kebangkitan serikat pekerja, industri game berada di persimpangan sejarahnya.
Kehadiran AI generatif yang Mengguncang Pasar
Banyak pengamat dan pemain yang merasa Call of Duty: Black Ops 7 jauh dari akarnya. --Gamerant
Teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif jadi ujian bagi industri game. Data menunjukkan game yang secara terbuka mengakui penggunaan AI di Steam menghasilkan pendapatan sekitar USD 660 juta atau setara Rp10,7 triliun.
BACA JUGA:Fortnite Rilis Chapter 7, Tapi Gamers Malah Salfok Banyak Konten Dibuat Dengan AI
BACA JUGA:Wacana Cap Khusus untuk Game yang Dibuat oleh AI Picu Perdebatan Panas Para Gamer dan Pengembang
Angka ini membuktikan bahwa AI bukan sekadar eksperimen, tetapi telah menjadi faktor ekonomi. Namun, keberhasilan finansial itu tidak otomatis menyelesaikan persoalan etika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: