Hanya Tersisa di SMAN 7 dan SMAN 21 

Hanya Tersisa di SMAN 7 dan SMAN 21 

Hampir semua SMA Negeri di Surabaya tidak memiliki jurusan bahasa. Kondisi serupa juga terjadi di SMA swasta. Saat tidak ada yang berminat masuk jurusan bahasa, sekolah terpaksa menutup jurusan itu. Namun, masih ada yang berupaya mempertahankannya.

SISWA-siswi SMAN 7 Surabaya berhamburan keluar gerbang sekolah siang kemarin. Sekolah sudah sepi pukul 11.00 karena pembelajaran tatap muka belum dibuka total. Banyak yang membawa kendaraan pribadi. Ada juga yang menunggu jemputan di bawah gerbang sekolah. 

Meski gerbang masuknya kecil dan kuno, sekolah itu memiliki luas 12.700 meter persegi. Bisa menampung 1.019 siswa. “Orang pasti kaget kalau sudah masuk. Ternyata sekolahnya besar,” ujar guru Bimbingan Konseling Siswo Yunarso yang menemui kami di lobi sekolah.

Kami langsung menanyakan kondisi jurusan bahasa di sekolahnya. Ternyata masih ada. Cuma tersisa satu kelas. 

Siswo lalu mengantar kami menuju ruang kelas bahasa. Kami keluar lobi.  Ada gerbang kedua untuk masuk ke area gedung kelas. Dari gerbang itu kami berjalan melewati lorong dan berbelok ke kiri.  “Ini kelas XII-10,” kata alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.

Ruang kelasnya penuh dekorasi dengan warna mencolok. Hiasan bendera berbagai negara yang melintang di dekat langit-langit. Itu menunjukkan bahwa mereka mahir berbahasa asing.

Di bagian dinding belakangnya terdapat tulisan Loyal, Royal, dan Total. Itulah semboyan Green Nord 27: salah satu kelompok suporter Persebaya. “Meskipun cuma satu kelas, mereka sangat kompak,” lanjut pria yang menjabat Humas SMAN 7 Surabaya itu.

Setiap tahun ajaran baru, pihak sekolah selalu membicarakan nasib jurusan bahasa itu. Jika peminatnya kurang dari 20 orang, maka jurusan bahasa bisa ditiadakan. 

Formasi 6-3-1 yang dipertahankan selama ini bisa berubah. Yakni, 6 IPA, 3 IPS, dan 1 Bahasa. Formasinya bisa menjadi 7 kelas IPA dan 3 IPS atau 6 kelas IPA dan 4 IPS. 

Tahun ini jumlah pendaftar jurusan bahasa mencapai 29 siswa. Turun tiga siswa ketimbang tahun sebelumnya: 32 siswa. Namun jumlah itu sudah lumayan banyak. Pada kelas XII terdapat 30 siswa. Sehingga, total siswa dari jurusan bahasa di SMAN 7 Surabaya mencapai 91 siswa. 

Selain memperdalam pelajaran Bahasa Indonesia dan Inggris. Mereka juga mendapat pelajaran Bahasa Jepang. Inilah kekuatan SMAN 7 Surabaya.

Salah satu siswa SMAN 7 pernah dikirim ke Jepang untuk pertukaran pelajar. SMAN 7 juga pernah kedatangan guru asli Jepang. Mereka juga masih memiliki dua Guru Bahasa Jepang, yang menurut Siswo sudah terjamin kualitasnya.

Saat kakak kelas mereka nyaman dengan jurusan bahasa, maka penerusnya akan terus ada. Karena itulah sekolah tetap mempertahankan kualitas jurusan bahasa mereka. 

Sebagai guru BK, Siswo selalu menekankan agar siswa kelas bahasa tidak minder. Maklum. Mereka minoritas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: