TikTok dan Tantangan Tsunami Informasi Digital
Harian Disway - PLATFORM komunikasi digital TikTok sangat populer saat ini. Bukan hanya masyarakat biasa yang menjadi pengguna aktif TikTok. Para selebritas, bahkan beberapa organisasi resmi dan dunia bisnis, juga menjadikan TikTok sebagai sarana komunikasi publik.
Bagaimana memahami fenomena TikTok dalam konteks komunikasi digital? Lebih besar mana, manfaat atau mudaratnya?
Popularitas TikTok sebagai platform komunikasi digital (media sosial) mengalahkan beberapa platform yang dikenal sebelumnya, seperti Facebook, Instagram, Twitter, bahkan YouTube. Model algoritma di TikTok yang memungkinkan penggunanya lebih mudah mendapatkan engagement menjadi daya tarik aplikasi jejaring sosial itu.
Namun, berbeda dengan Facebook, misalnya, konten yang ditampilkan di TikTok lebih mengandalkan pada gambar bergerak (video) yang dipadukan dengan suara (backsound) dan keterangan tertulis singkat. Sebagai aplikasi hiburan, TikTok bisa menjadi pilihan. Namun, bagaimana jika TikTok dijadikan sebuah sumber informasi masyarakat?
Distorsi Informasi
Sabagi aplikasi hiburan, TikTok cukup menghibur. Pengguna TikTok dengan menampilkan video-video yang menarik dan lucu, diselingi backsound tertentu, menjadi nilai lebih dari TikTok yang tidak dimiliki aplikasi jejaring sosial yang lain.
Meski demikian, dalam perkembangannya, TikTok tidak hanya menjadi sarana hiburan. Tetapi, juga salah satu sumber menggali informasi.
Ketika TikTok yang awalnya adalah aplikasi jejaring sosial dan hiburan kemudian berkembang menjadi sarana informasi, ada risiko-risiko informasi publik yang akan muncul. Seperti halnya di Facebook, Twitter, pun Instragram, informasi yang dibagikan dalam aplikasi tersebut tidak sepenuhnya bisa dipertanggungjawabkan.
Para pengguna aplikasi-aplikasi tersebut bisa membagikan informasi apa pun, baik yang bersifat personal maupun informasi-informasi yang menjadi konsumsi publik. Apakah informasi yang dibagikan tersebut akurat, penting, informatif, edukatif, dan layak menjadi informasi publik, tidak ada yang bisa menilai kecuali sesama pengguna aplikasi yang menikmati informasi tersebut.
Di situlah persoalan muncul. Berbeda dengan dunia jurnalistik, yakni ada standar tertentu sebelum informasi dibagikan kepada publik, tidak adanya standar informasi tertentu membuat konten informasi di media sosial rawan distorsi. Tidak jelas sumbernya, arah informasi yang tidak terarah, dan dampak jangka panjangnya adalah masyarakat menjadi sesat informasi.
Itu akan membahayakan kecerdasan masyarakat, khususnya generasi muda. Bahkan, kehidupan demokrasi juga dipertaruhkan dengan kebebasan informasi yang kebablasan dan tidak bermutu.
TikTok Paling Rawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: