Hotel Harapkan Rebound saat Natal dan Tahun Baru

Hotel Harapkan Rebound saat Natal dan Tahun Baru

LIBURAN Natal dan Tahun Baru segera tiba. Hotel-hotel di Surabaya sudah bersiap menyambutnya. Para pengelola hotel sudah menyiapkan berbagai paket liburan akhir tahun tersebut.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim Dwi Cahyono menjelaskan, okupansi hotel mulai normal lagi setelah tempat wisata kembali beroperasi. Menurut data terakhir, okupansi hotel pada September 2021 mencapai 41,19 persen. Artinya, dari setiap 100 kamar dari seluruh hotel berbintang di Jatim terdapat 41 persen kamar yang terjual. Angka itu pun naik sebesar 11,80 poin dibandingkan Agustus 2021.

Rata-rata lama menginap di hotel berbintang pada September 2021 mencapai 1,41 hari. ”Mulai Oktober kemarin trennya naik. Rata-rata sudah 40 sampai 50 persen. Apalagi kalau weekend,” ungkap Dwi.

Ia sangat optimistis okupansi hotel bisa naik pada Desember 2020 dan Januari 2021 mendatang. Asal, kata Dwi, tidak ada pembatasan yang terlalu ketat.

Potensi kunjungan wisatawan mancanegara juga meningkat pada akhir tahun. Apalagi syarat isolasi saat ini hanya 3 hari. Dwi berharap semakin banyak negara membuka pintu kepada warganya berwisata ke Indonesia.

”Bagaimanapun itu jadi tolok ukur negara-negara lain juga terhadap kita. Harapannya begitu. Semoga tidak terjadi gelombang ketiga. Biar tidak ada pembatasan yang bisa melumpuhkan sektor wisata lagi. Semua bisa berjalan normal kembali,” harapnya

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur pada Agustus dan September lalu sangat sedikit. Tercatat hanya 10 wisman selama Agustus. Lalu turun sebesar 80 persen pada September. Hanya 2 wisman saja dari Jepang. ”Secara umum, pola kedatangan wisman ke Jawa Timur, tiga tahun terakhir menunjukkan tren yang menurun,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik Jatim Dadang Hardiwan saat konferensi pers virtual, kemarin (4/11).

Terbanyak pada September 2019 mencapai 20.462 kunjungan. Secara umum, jumlah kunjungan wisman periode Januari-September 2021 hanya sebanyak 654 kunjungan. Angka itu turun sekitar 98 persen daripada periode yang sama pada 2020.

Menurut Dadang, rendahnya jumlah wisman yang berkunjung ke Jatim merupakan dampak dari pembatasan. Apalagi pada September lalu, pintu masuk penerbangan Internasional dibatasi. Yakni hanya melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, dan Bandara Sam Ratulangi. ”Kalau tahun lalu paling banyak wisman dari Jepang. Baru menyusul Korea Selatan dan Tiongkok,” jelasnya. (Mohamad Nur Khotib)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: