Profesor Penakluk Komputer

Profesor Penakluk Komputer

Tangan Riyan tiba-tiba meraih smartphone yang ada di sakunya. Kemudian ia meminta Harian Disway memasang aplikasi Shazam di AppsStore. Lalu Riyan memutar musik melalui smartphone tersebut.

Ada dua musik yang diputar. Pertama berjudul Tetap Dalam Jiwa yang dinyanyikan Isyana Saraswati dari kanal ersmi. Kedua, penyanyi dan judul lagu yang sama. Namun dinyanyikan saat Isyana konser.

Pada lagu pertama, Shazam bisa mendeteksi lagu. Aplikasi itu mendeteksi suara lagu dan menyamakan data base yang dimilikinya. Sayangnya pada lagu kedua, aplikasi tersebut tidak bisa mendeteksi lagu tersebut.

Nah hal seperti ini tidak bisa dipahami komputer. Padahal kalau manusia bisa tahu. Oh, ini suaranya Isyana. Meskipun suara penyanyi sedang serak,” ungkap laki-laki 62 tahun itu.

Riyan ingin komputer bisa memahami makna yang sederhana seperti itu. Namun untuk memahami hal itu, komputer membutuhkan banyak data base. Juga variasi suara dari para penyanyi. Artinya perlu waktu yang cukup lama, untuk memasukkan 1 materi ke dalam data base komputer.

Saat ini Riyan juga tengah mengambangkan cara agar komputer bisa memaknai tulisan manusia. Ia membuat suatu program yang bisa melihat sentimen dari sebuah berita. Apakah berita tersebut bermakna negatif atau positif.

Tapi masalahnya, komputer tidak bisa memaknai sebuah berita panjang. Jika dalam berita terdapat kata ‘baik’ secara otomatis komputer mendefinisikan positif. Padahal belum tentu berita tersebut bersentimen positif. ”Ini yang masih saya pelajari terus. Agar suatu saat komputer bisa memaknai maksud manusia,” kata penghobi badminton itu. (Andre Bakhtiar)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: