Korona Terkendali, Warga Mulai Nge-Mal

Korona Terkendali, Warga Mulai Nge-Mal

MAL di DKI Jakarta sudah bisa menampung 100 persen kapasitas pengunjung. Kebijakan tersebut diterapkan setelah ibu kota itu berada di level satu. Dengan demikian, diharapkan semua mal di Jawa bisa kembali berkapasitas 100 persen.

Surabaya lebih dulu menikmati hal itu. Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi menjelaskan, kapasitas mal memang sudah 100 persen. Namun, pergerakan perekonomian belum menunjukkan tanda signifikan.

Menurut Sutandi, pusat perbelanjaan masih menuju masa pemulihan. Harapannya, perekonomian mal bisa kembali pulih. ”Maunya bisa kembali normal,” ujar direktur marketing Pakuwon Group itu.

Pelonggaran yang diberikan pemerintah kepada mal juga berdampak pada nilai saham. Itu, antara lain, dirasakan saham PT Mitra Adiperkasa (MAPI). Analis pasar modal EMTrade Ellen May menerangkan, mobilitas masyarakat memengaruhi harga saham. Terutama yang bergerak pada sektor ritel.

Mengacu pada data Google Mobility Index pada 1 November 2021, mobilitas masyarakat di pusat perbelanjaan sudah berada di level positif. Artinya, mereka sudah mau beraktivitas di mal. Itu membuat mal makin ramai.

Bagi Ellen, tren poitif tersebut terus berlanjut sampai kuartal keempat 2021. Akan mencapai puncaknya pada Desember. ”Namun, dengan catatan virus korona bisa terkendali,” ujarnyi.

Saham MAPI bakal diuntungkan seiring ramainya mal. Perusahaan itu memiliki banyak toko. Misalnya, Starbuck, SOGO, dan Reebok. Merek tersebut banyak dijual di mal seluruh Indonesia. 

Mobilitas di Pulau Jawa bisa menjadi kunci bagi MAPI. Sebab, mayoritas store perusahaan tersebut ada di sana. Terutama DKI Jakarta. Mengacu pada situs web MAPI, 1.261 dari 1.968 store berada di Jakarta. Artinya, 64,08 persen toko sudah bisa kembali pulih.

Selama ini mobilitas masyarakat di pusat perbelanjaan tertekan. Akan tetapi, pada Mei 2021, saat masuk kuartal II, mobilitas sudah mulai berada di level poisitif. Itu sejak Covid-19 melanda Indonesia.

Pada kuartal II 2021, MAPI berhasil menumbuhkan pendapatan 12 persen. Angka tersebut jauh lebih baik daripada kuartal II tahun 2020. Yang menunjukkan angka negatif 55 persen.

MAPI pada kuartal I 2021 juga mencetak laba bersih Rp 26,08 miliar. Meskipun, laba itu turun jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang Rp 4,74 triliun.

Namun, bagi Ellen, optimisme pertumbuhan laba MAPI masih bagus. Dengan asumsi Indonesia sudah mencapai herd immunity. Serta virus korona lebih terkendali dan perekonomian bisa berjalan lagi. ”Melihat mobilitas dan pertumbuhan MAPI. Saham tersebut masih bagus untuk jangka menengah. Secara teknikal, MAPI masih berada dalam uptrend dengan support kuat area,” katanyi. (Andre Bakhtiar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: