Tunggu Masa Uji Klinis , VMP untuk Anak di Bawah 12 Tahun
UJI praklinis Vaksin Merah Putih (VMP) sudah selesai. Kini vaksin buatan Universitas Airlangga (UA) itu tinggal menunggu masa uji klinis. Kemarin UA secara simbolis memberikan VMP kepada PT Biotis.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyaksikan penyerahan itu. Ia menjelaskan bahwa hasil praklinis VMP cukup bagus. Selanjutnya masuk uji klinis. Ada tiga tahap yang dilakukan selama uji klinis.
Tahap pertama bakal melibatkan 100 orang. Bila hasilnya bagus, akan dilanjutkan ke tahap berikutnya. Yakni, akan melibatkan 400 orang. Tahap terakhir melibatkan 3 ribu orang. ”Kalau uji klinis lancar, semester kedua tahun depan sudah bisa produksi,” katanya.
VMP juga bakal diprioritaskan untuk anak di bawah 12 tahun. Juga, vaksin dosis ketiga. Ada tiga skenario yang disiapkan untuk uji klinis. Pertama, suntik dua kali kepada masyarakat. Kedua, disuntikkan sebagai booster. Sedangkan yang ketiga untuk anak usia di bawah 12 tahun. Setiap skenario bakal berbeda dosis yang disuntikkan.
Bagi Budi, anak diprioritaskan karena terdapat 30 juta anak yang belum divaksin. Sedangkan vaksin untuk anak di bawah 12 tahun baru ada satu jenis.
Selain itu, uji klinis bakal dilakukan mulai tahun ini. Tinggal menunggu kesiapan relawan dan PT Biotis. Untuk relawan sendiri, RSUD dr Soetomo bakal menjadi mitranya. Mereka bakal mencari relawan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri acara yang sama. Dalam pidatonyi, dia siap menjadi relawan uji klinis VMP. Asalkan diperbolehkan.
Khofifah sudah vaksin dua kali. Artinya, dia hanya bisa menjalani skenario kedua. Yakni, relawan untuk booster.
Bagi Khofifah, VMP merupakan kado terindah yang diberikan UA kepada Indonesia. Apalagi, dia juga menjabat ketua Ikatan Alumni UA. Selain itu, VMP merupakan kado yang diberikan peneliti kepada UA. Yang hari ulang tahunnya jatuh pada 10 November.
”Pokoknya, kalau ada prosedur operasional standar membolehkan, saya maju paling depan untuk jadi relawan VMP,” ujar mantan menteri sosial itu.
Rektor UA Prof M. Nasih menjelaskan, penelitian VMP yang menjadi tugas kampusnya sudah selesai. Proyek selanjutnya ditangani langsung oleh RSUD dr Soetomo, PT Biotis, dan pemerintah.
Nasih menerangkan, uji praklinis 2 menggunakan hewan makaka. Hewan tersebut dibagi menjadi lima kategori. Yakni, manula, remaja, anak-anak, bunting, dan komorbid. Hasil untuk komorbid kurang bagus.
Makaka komorbid mengalami kematian setalah disuntik VMP. Namun, Nasih tidak bisa menjelaskan secara pasti apakah makaka mati karena vaksin atau karena penyakitnya. ”Jadi, VMP tidak disarankan untuk orang komorbid,” kata rektor dua periode itu.
Efikasi ketika disuntikkan ke makaka cukup tinggi. Mencapai 93,8 persen. Nasih berharap, saat masuk proses produksi, efikasinya bisa lebih tinggi lagi. Hal itu bergantung dari cara industri memproduksi vaksin tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: