Investasi Ratusan Juta, Belum Raup Untung

Investasi Ratusan Juta, Belum Raup Untung

“Belum lagi penutupan Jalan Tunjungan setiap pukul 11 malam,” sahut Fahad. Penutupan tetap berlaku meskipun Surabaya sudah masuk PPKM level 1. 

Fahad mempertanyakan kebijakan itu. Sebab Jalan Raya Darmo yang biasanya juga ditutup, ternyata sudah dibuka. “Dan kenapa cuma Tunjungan dan Raya Darmo yang diperketat. Apa Covid-19 tidak ada di jalan lain?” lanjut Fahad.

Yang protes ke DPRD Surabaya 11 pemilik restoran dan cafe. Namun, yang terdampak kebijakan larangan parkir itu mencapai 63 persil. Mulai hotel, toko elektronik, toko sandal, bank, hingga dealer.

Pedagang sempat membuat gerakan solidaritas. Mereka kompak menutup semua tokonya pada Sabtu dan Minggu malam. 

Posisinya saling mengunci. Pemkot tentu butuh cafe dan restoran tetap buka. Jika mereka tutup, program Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan yang sudah dikonsep Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya terancam gagal.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji sudah menemui Fahad. Ia menyadari keluhan pengusaha itu. Namun, pemkot juga punya niat baik untuk menata Jalan Tunjungan. ”Untuk cafe yang di tengah itu bisa pakai area gedung BPN yang tidak dipakai. Nanti kami bantu komunikasikan,” ujar politisi PDIP itu.

Dinas perhubungan juga sudah menyediakan sembilan titik parkir. Kapasitasnya 3 ribu kendaraan roda dua dan 695 mobil. Lokasi terbesarnya ada di Gedung Siola, Jalan Genteng Besar, Pasar Tunjungan dan Gedung BPN.

Armuji mengatakan, dishub sudah menghitung kapasitas jalan saat keadaan padat. Jika parkir tepi jalan dipertahankan, kemacetan bisa mengular ke Jalan Gemblongan, Praban dan Pahlawan.

Kendati begitu, Armuji akan menghormati masukan dari pengusaha. Kebijakan pemkot bisa berubah sewaktu-waktu sampai semua pihak legawa. (Salman Muhiddin)

Deretan mobil yang parkir di sepanjang Jalan Tunjungan.
(Foto: Eko Suswantoro-Harian Disway)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: