Wisata dan Reuni Alumni UWKS 83 Menyatukan Kawan Lama

Wisata dan Reuni Alumni UWKS 83 Menyatukan Kawan Lama

Reuni memang selalu menyenangkan. Apalagi dilakukan sambil mengunjungi kawan lama di suatu daerah dan wisata ke tempat-tempat menarik. Di dua kota yang kami kunjungi, Tulungagung dan Kediri.

Entah telah berapa tahun tak bertemu, sebelum media sosial mempertemukan kami kembali. Sesuai dengan slogan medsos yang disematkan banyak penggunanya: mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.

Mendekatkan yang jauh berarti membuat seseorang yang berbeda jarak menjadi dekat dan berinteraksi melalui dunia maya. Sedangkan menjauhkan yang dekat adalah sebuah sindiran bagi pecandu smartphone yang ketika berkumpul dengan kawannya, ia malah sibuk dengan gawainya itu.

Kegembiraan Utami Pungky berpose di Pantai Gemah, Tulungagung. Momen wisata yang berbeda karena dilakukan dengan teman-teman kuliah. (Utami Pungky untuk Harian Disway)

Bagiku lebih tepat yang pertama: mendekatkan yang jauh. Berkat medsos pula kami sebagai alumnus jurusan Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya angkatan 1983 bertemu kembali.

Apalagi setelah muncul WhatsApp. Aku membuat grup dan semakin dekatlah kami. Saat reuni atau kopi darat, kami saling berinteraksi layaknya dulu. Tidak terpengaruh dengan slogan menjauhkan yang dekat.

Mengenang masa lalu, peristiwa-peristiwa yang kami alami semasa kuliah, termasuk pengalaman-pengalaman lucu. Dijamin, tak ada yang tiba-tiba mempromosikan bisnisnya atau mengajak untuk bergabung dalam jejaring MLM. Catat: tak ada sama sekali. Murni alias betul-betul bernuansa reuni saling melepas rindu.

Dalam percakapan di grup WhatsApp, kami sepakat untuk bereuni sambil piknik. Tujuannya ke Tulungagung. Mengunjungi Abah Choirul Anam, kawan sesama mahasiswa yang kini mengelola Yayasan Islam Al Ihsan. Lalu dolan ke Pantai Gemah.

Semua antusias. Berangkat naik apa? Naik bus! Busnya pun disediakan secara cuma-cuma oleh seorang kawan alumni. Lumayan, menghemat biaya transportasi. Sekitar 30 orang ikut jalan-jalan. Kami berangkat pada tanggal 6 November.

Berempat ambil pose paling cantik di depan Menara Simpang Lima Gumul, Kediri yang bangunannya mirip dengan yang ada di Perancis. (Utami Pungky untuk Harian Disway)

Tujuan pertama adalah rumah abah Choirul di Jalan Raya Blitar, Ngunut, Tulungagung. Perjalanan dari Surabaya ke Yayasan Al Ihsan di Ngunut, memakan waktu hampir tiga jam. Kami lewat jalan tol. Bila melewati jalan biasa, perjalanan kira-kira akan memakan waktu hampir empat jam.

Sepanjang jalan kami bercengkerama dengan gayeng dan akrab. Sehingga perjalanan rasanya begitu singkat. Tiba-tiba sudah sampai saja. Kami disambut Abah Choirul dengan hangat. Menyapa kawan-kawan lama, ngobrol, dan beliau menyediakan ruang menginap semalam bagi kami.

Pada hari pertama di rumah Abah, beberapa kawan datang dengan mengendarai mobil pribadi. Merekalah tiga perempuan ceria, sahabat karibku ketika kuliah dulu: Olga, Yuli dan Mamah. Aku dan ketiganya menamakan diri sebagai kelompok Q-Tee’. Diambil dari bahasa Manado yang berarti kita kawan.

Esoknya, pagi-pagi betul kami berfoto bersama di ruangan depan, yang didesain dengan asri dan alami. Menjelang siang kami berpamitan. Rencananya akan menuju Pantai Gemah, di Besuki, Tulungagung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: