Imajinasi Kota yang Tak Klise

Imajinasi Kota yang Tak Klise

Sebagai karya fiksi, buku Dari Humba ke Santiago: Rahasia Setiap Kota punya keunikan dari berbagai sisi. Di antaranya karena ditulis oleh para peserta dari beragam profesi. Ada ibu rumah tangga, guru, pengusaha, dokter hingga TKW.

Selain sudut pandang penceritaan, asal dan domisili penulis datang dari berbagai penjuru. Di antaranya, Purbalingga, Depok, Bekasi, Balikpapan, Karawang, dan Batu. Yang tinggal di luar negeri, ada dari Turki, Singapura, dan Hongkong.

Rie Blora yang tinggal di Hongkong menulis cerpen berjudul Tikam Jejak Causeway Bay. Karyanya itu membuktikan bila tak ada yang sulit dengan kelas menulis secara daring yang ia ikuti. Semua teratasi dengan teknologi.

”Proses pembelajaran serta tugas-tugas yang diberikan oleh para mentor semuanya bisa saya lakukan secara daring. Rupanya daring adalah satu jalan di tengah pandemi yang tetap menghubungkan saya dengan Indonesia,” ujarnya, senang.

Sejak awal didirikan Wina Bojonegoro, kelas menulis adalah solusi. Dia berharap komunitas tersebut dapat memberi nuansa baru bagi dunia sastra Indonesia. Sesuatu yang berbeda, tulisan yang digarap serius, jauh dari topik pasaran, jauh dari kesan ikut arus meniru style penulis-penulis ternama.

”Sebab tujuan utama kelas menulis yang saya dirikan itu salah satunya menjadi tempat penggemblengan wajah-wajah baru dalam dunia sastra. Mereka memiliki kualitas dan mutu yang harus benar-benar bagus,” tandasnya. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: