Indikator Pria Pembunuh Mantan

Indikator Pria Pembunuh Mantan

4). Trigger (pemicu). Setelah hubungan menjadi semakin terkendali, semakin ketat, konsekuensinya timbul tidak puas wanita. Berkembang jadi tidak simpatik. Berkembang jadi, niat putus.

Reaksi pihak wanita itu dianggap oleh pria, sebagai pertanda bakal putus. Atau setidaknya, wanita berniat menghindari dekapan kontrol pelaku. Yang bagi pria, ini dalam kondisi bahaya. Dan, inilah pemicu ledakan kemarahan.

Di Pembunuhan Purworejo, indikator ini sangat jelas. Bahkan, muncul di perilaku Mujiyani (menelepon) di detik akhir hidup.

5). Escalation (eskalasi). Akibat pemicu itu, pria bersikap beragam. Tapi, umumnya malah meningkatkan kontrol, dengan cara menakuti wanita. Ancaman-ancaman. Baik pria mengancam membunuh wanitanya. Atau pria mengancam bunuhdiri.

Di Pembunuhan Purworejo, indikator ini belum terpublikasi.

6). Change of tactics (perubahan taktik). Jika ancaman pria dianggap tidak berhasil, pria akan mempertimbangkan mengubah taktik. Bisa pindah ke lain hati. Atau mencari wanita lain. Atau membalas sakit hati ke wanita penolak.

Di Pembunuhan Purworejo, terbukti Teguh memilih membalas sakit hatinya terhadap Mujiyani.

7). Planning (perencanaan). Ini dilakukan pelaku, jika ia pilih membalas sakit hati akibat penolakan wanita. Perencanaan menyakiti. Atau langsung perencanaan pembunuhan. Atau perencanaan menyakiti, yang kebablasan jadi pembunuhan.

Di Pembunuhan Purworejo, itu terbukti. Teguh dari rumah sudah membawa pisau dapur besar, bergagang fiber warna hijau.

8). Homicide (pembunuhan). Terjadilah sudah.

Prof Smith menyusun teori itu, sebagai warning terhadap wanita. Dalam perspektif Smith, ia menyumbangkan pemikiran dan pengalaman sebagai polisi, demi keselamatan wanita. Universal, tidak hanya di Inggris. Karena semua pembunuh, punya kronologi seperti itu.

Pertanyaannya: Wahai sista, pasanganmu kini pada tahap nomor berapa? (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: