Tak Rela Jalan Gunungsari Berubah Nama

Tak Rela Jalan Gunungsari Berubah Nama

Di sisi barat Jalan Gunungsari terdapat Jalan Mastrip. Dua jalan itu saling berkaitan.Jika salah satunya hilang, maka keluarga besar TRIP pasti kecewa.

Sejumlah veteran yang masih hidup sempat menerobos ke Gedung Negara Grahadi untuk menemui Pakde Karwo. Mereka menjadi tamu tak diundang dalam peringatan HUT RI 2019. 

Salah satu veteran yang hadir saat itu adalah kawan Ismanoe: Marbai Prajitno Amidjojo. Marbai berhasil menyampaikan keluh-kesahnya. Setelah pertemuan itu, Pakde Karwo menawarkan jalan tengah. Ruas Jalan Gunungsari yang diubah hanya sisi timur. Sebagai gantinya, Pemprov membangunkan monumen untuk TRIP.

Ismanoe tak tahu bahwa rekan seperjuangannya itu telah tiada 10 September tahun lalu. “Sudah lama Kakung (Ismanoe, Red) enggak ketemu teman seperjuangan,” sahut Winta Anindyarini, putri Ismanoe yang duduk di sampingnya. 

Winta kini tak bisa mengajak sang ayah bertemu rekan seperjuangan. Selain alasan pandemi, veteran yang tersisa juga sedikit. 

Prajurit TRIP Surabaya yang tersisa tinggal dua orang. Selain Ismanoe masih ada Soemanto yang tinggal di Jalan Rungkut Menanggal. Sayang, Soemanto belum bisa ditemui karena kondisi kesehatannya.

Ketua Paguyuban TRIP Jatim Andi Kristiono sempat mengabarkan bahwa masih ada empat pejuang TRIP yang masih hidup pekan lalu. Setelah dicek Soeharmanto dan Soekarso sudah tiada.

Agar sang ayah tetap bahagia, Winta sering mengajak Ismanoe jalan-jalan. Salah satunya ke monumen TRIP di Gunungsari. “Iya pernah ke sana. Tapi, tidak memperhatikan sampai detail,” ujar veteran yang memiliki 7 cucu dan 11 cicit itu.

Ia tak berkomentar lebih banyak terkait monumen yang dibangun atas kompensasi perubahan nama jalan Gunungsari itu. Mungkin Ismanoe ia masih belum rela dengan kebijakan Pemprov Jatim tersebut.

Sampai sekarang monumen itu memang masih menyisakan masalah. Bungkus yang menutupi patung sudah dibuka. Tapi, sampai sekarang tidak ada upacara peresmian monumen. 

Keluarga besar TRIP Jatim juga mempertanyakan bentuk monumen tersebut. Patung yang dibangun dengan anggaran Rp 1,8 miliar itu seperti dibangun asal-asalan.

Ada dugaan penyelewengan anggaran dalam proyek itu. Paguyuban TRIP Jatim masih terus menuntut kejelasannya.

Saat peletakan batu pertama monumen, Gubernur Soekarwo sempat berjanji untuk mengajak veteran TRIP dalam upacara peresmian. Jabatan gubernur sudah berpindah ke Khofifah Indar Parawansa. Namun janji itu tetap harus ditepati. (Salman Muhiddin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: