Temuan Granat M9 Tidak Dibawa Pulang

Temuan Granat M9 Tidak Dibawa Pulang

Komunitas Roodebrug Soerabaia menemukan banyak sekali relik sisa Perang Dunia II di Benteng Kedung Cowek. Salah satu temuan terbesar mereka adalah Rifle Grenade M9, 7 November lalu. Senjata itu tidak dibawa pulang. Takut meledak.

ANGGOTA Roodebrug Ahmad Zaki menemukan granat senapan M9 dalam keadaan tertancap saat kerja bakti, Minggu (7/11). Posisinya agak sedikit miring. Bagian moncong depan yang mengandung bahan peledak terbenam di tanah. Sementara gagang belakangnya menyembul di permukaan.

Saat granat ditemukan, Zaki masih melihat ada kawat yang belum tercabut. Karena itulah ia menduga granat masih aktif. 

Anggota Komunitas Roodebrug yang sedang bersih-bersih pekan lalu harus berhati-hati saat memegang logam berkarat itu. “Temuan barang relik perang dunia itu kemungkinannya ada dua. Satu, dia sudah mati. Dua, malah oversensitif,” ujar pendiri Roodebrug Soerabaia Ady Setyawan kemarin (16/11).

Karat yang memakan bagian luar granat membuat dua kemungkinan itu bisa terjadi. Bisa jadi bagian luarnya sudah terlihat hancur, namun bahan peledak di dalamnya tetap aktif. Atau, bahan peledaknya sudah mati karena pelindungnya rusak. 

Senjata yang diproduksi Amerika Serikat pada 1942-1945 itu hanya dipakai saat perang dunia II. Tentara Inggris yang datang menyerbu Surabaya pada Pertempuran 10 November banyak membawanya.

Dalam kondisi prima, granat itu memiliki bobot 590 gram. Panjangnya 28,4 centimeter. Sedangkan diameternya mencapai 48 milimeter. 

Prajurit yang memegangnya bisa melontarkan granat seperti peluru bazooka. Harus pakai senapan khusus. Sasarannya adalah tank atau markas prajurit lawan. 

Jika bahan peledaknya masih berfungsi, granat itu bisa sangat membahayakan. Bahkan setelah bertahun-tahun terbenam di tanah.

Ady dan rekan-rekannya sudah paham bahwa benda-benda yang berpotensi meledak tidak boleh dibawa pulang. Itu sudah jadi aturan yang tidak boleh dilanggar. 

Sebelumnya, Ady juga pernah menemukan mortir di Kedung Cowek. Barang-barang temuan itu lalu disimpan di tempat khusus di Kedung Cowek. “Semuanya tetap di sana,” ujar Ady.

Tempatnya tentu dirahasiakan. Yang tahu hanya orang-orang Roodebrug.

Salah satu sudut Benteng Kedung Cowek yang dicoret-coret pengunjung.
(Foto: Rizal Hanafi-Harian Disway)

Tanah Benteng Kedung Cowek dikuasai TNI Angkatan Darat. Lalu siapa yang berhak atas benda temuan itu? Ady, belum bisa menjawabnya. Yang jelas relik peninggalan Perang Dunia 2 itu adalah benda bersejarah yang seharusnya berada di museum.

Ady pernah mewawancarai salah satu warga sekitar. Dahulu, ada banyak sekali relik yang bisa diambil di Kedung Cowek. Kalau besinya masih bagus, warga akan mengambilnya untuk dijual. ”Yang saya wawancarai itu warga Pogot,” ucap penulis buku Benteng-Benteng Surabaya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: