Romantisme Kampung Kemasan dan Karak Tempe

Romantisme Kampung Kemasan dan Karak Tempe

Kabupaten Gresik sudah sangat lama melintasi sejarah. Tak pelak, sejumlah peninggalan budaya cantik pun menghiasi beberapa sudut kota tersebut. Salah satunya adalah Kampoeng (Kampung) Kemasan.

KAMPUNG ini terletak di daerah Kemasan, sekitar 200 meter di sepanjang Jl Nyai Ageng Arem-Arem. Cukup cantik. Meskipun, perlu trik dan kesabaran ekstra untuk memotretnya di musim hujan. Mendung selalu membuat langit menjadi kelabu. Suram. Tak terlampau elok untuk berfoto. Belum hujan yang sesekali mengganggu. Meski juga membangkitkan rindu.

Wisata sejarah dengan bangunan kuno yang berarsitektur Eropa dan Tionghoa itu sudah ada pada 1855. Yang membangun adalah H Oemar bin H Achmad. Bangunan ikonik di Kampung Kemasan itu terdiri dari dua lantai. Semuanya untuk hunian. Yang bawah dihuni manusia, yang atas dipakai untuk penangkaran burung walet.

Pada abad ke-19, Kampung Kemasan adalah tempat bermukimnya orang-orang Eropa. Juga pribumi yang mapan dari segi ekonomi. Sehingga, kampung itu pun menjadi basis pedagang pribumi saat itu.

Nama Kampung Kemasan berasal dari seorang perajin emas bernama Bak Liong. Kualitas produknya bagus. Sangat beken. Banyak yang menjadi pelanggan. Karena itu, kampung perajin emas itu pun disebut sebagai Kampung Kemasan.

Sepeninggal Bak Liong, kampung itu tidak terurus. Saat itulah Haji Oemar membeli rumah di situ. Sampai akhirnya kampung itu hidup lagi dan menjelma sebagai kawasan wisata yang cukup elok.

Di situ terdapat sejumlah bangunan tua yang umurnya separo abad lebih. Beberapa bahkan berusia seabad (ada yang dibangun pada 1909). Karena itu, rasa arsitektur Eropa pun cukup menonjol. Pilar-pilar besar menyangga atap. Jendela dan pintu pun berukuran besar. Sedangkan rasa arsitektur Tiongkok tampak pada gaya lengkungan atap dan warna bangunan yang serba merah.

Nah, rumah Haji Oemar begitu besar. Ada banyak jendela. Tetapi, beberapa jendela itu ternyata palsu. Untuk mengelabuhi pencuri.

Yang cukup asyik, Kampung Kemasan terletak di dekat permukiman warga. Sehingga, banyak penjual makanan, buah-buahan, hingga pakaian di tepi jalan. Ia juga berjarak sekitar 700 meter dari Alun-Alun Kota Gresik.

Kampung Kemasan dikenal sebagai tempat yang sangat elok dijadikan objek foto. Biasanya untuk swafoto orang per orang, foto album sekolah, prewedding, hingga objek penelitian.

’’Tapi, kalau musim hujan seperti ini, pengunjungnya sepi. Ramainya saat weekend atau libur sekolah,’’ ucap Suriati, salah seorang warga yang tinggal di Kampung Kemasan.

Kalau berkendara santai, sekitar 10-20 kilometer per jam, Kampung Kemasan bisa dijangkau dalam setengah jam dari Kecamatan Cerme. Kalau dari Surabaya, dengan kecepatan 20-30 kilometer per jam, waktu tempuhnya sedikit lebih lama. Sekitar 40-an menit.

Berapa tiket masuk kampung itu? Gratis! ’’Tidak perlu keluar uang untuk duit atau parkir. Yang penting, jaga kebersihan,’’ kata Suriati.

Karak tempe khas Gresik.
(Foto: Virlita Yosi Prananda untuk Harian Disway)

Selain menikmati Kampung Kemasan, jangan lupa mencoba sajian kuliner khas Gresik. Dan Kota Santri tidak hanya punya pudak. Saat saya mengunjungi Kampung Kemasan, saya menemukan Nasi Karak Tempe khas Gresik. Itu adalah nasi putih yang dicampur ketan hitam, bertabur srundeng dan parutan kelapa, serta berlaku tempe. Sangat lezat dimakan. Apalagi saat masih hangat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: