Tiongkok Perketat Pengawasan Artis

Tiongkok Perketat Pengawasan Artis

INI aturan baru di Tiongkok. Regulator dunia maya negeri itu akan mengawasi penyebarluasan informasi tentang selebriti secara daring. Misalnnya soal pemberitaan data pribadi hingga penempatan iklan tentang para selebriti itu di situs-situs internet.

Cyberspace Administration of China (CAC) mengatakan bahwa kebijakan itu untuk menciptakan iklim internet yang positif dan sehat. Mereka tak mau ada berita-berita yang cenderung gosip dan semata-mata mengejar ketenaran tapi berdampak buruk pada nilai-nilai negeri itu.

CAC juga akan membuat ’’daftar hitam’’ tentang artis-artis yang dianggap mempromosikan nilai-nilai buruk tersebut. Misalnya, pamer kemewahan atau mendorong para fans untuk boros demi mendukung sang selebriti.

Sokongan materi, aliran dana, dan iklan harus jelas pada berbagai platform. Fans club juga harus dikelola oleh agensi resmi.

Beberapa bulan terakhir, Tiongkok memang bergerak untuk meredam dampak buruk selebriti itu. Dampak itu mereka sebut sebagai kekacauan moral. Mereka memerintahkan para penyiar, platform online, dan artis untuk ikut membantu meredam fenomena buruk tersebut. Terlebih, sejumlah selebriti ditengarai telah menghindari pajak dan terlibat kekerasan seksual.

Fenomena fans club daring memang sedang hot di Tiongkok. The Paper, surat kabar lokal, mengatakan bahwa perputaran uang di lingkaran fans club itu mencapai 140 miliar yuan atau sekitar Rp 312,7 triliun. Klub penggemar itu juga dikritik karena membuat bising jagat maya. Mereka dituduh memengaruhi anak-anak untuk konsumtif. Boros.

Kehebohan fans club itu tampak ketika Kris Wu, bintang pop Kanada-Tiongkok, ditahan oleh kepolisian Beijing pada Juli. Kris Wu dituduh melakukan kekerasan seksual. Saat itu, para penggemarnya langsung membela mati-matian. Sebagian besar akun penggemar itu langsung ditutup. Juga akun milik Kris Wu.

Kemarin (23/11), Asosiasi Seni Pertunjukan Tiongkok menerbitkan daftar 88 orang yang dilarang melakukan siaran langsung (live streaming). Mereka dituduh melanggar etika. Salah satunya adalah Wu. (Doan Widhiandono)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: