Vaksin Anak-Anak Masih Tunggu Instruksi

Vaksin Anak-Anak Masih Tunggu Instruksi

CAPAIAN vaksinasi pelajar usia 12-17 tahun di Jawa Timur sudah sangat tinggi. Untuk dosis pertama, capaiannya sudah 96,38 persen. Sedangkan untuk dosis kedua sudah mencapai 70,50 persen.

“Jika percepatannya seperti itu, prediksinya akhir tahun bisa rampung 100 persen,” kata Jubir Satgas Covi-19 Jatim Makhyan Jibril, kemarin (25/11). Total pelajar yang sudah divaksin dosis pertama tembus 3.586.141 pelajar. Dan dosis kedua mencapai 2.528.371 pelajar.

Capaian vaksinasi itu terjadi hanya dalam waktu dua bulan. Percepatannya didukung oleh beberapa hal. Pertama, dorongan para siswa yang ingin pembelajaran tatap muka (PTM). Syaratnya, siswa harus divaksin. Kedua, fasilitasnya juga mendukung. Yakni adanya sentra vaksinasi di sekolah-sekolah.

Menurut Jibril, capaian vaksinasi pelajar yang tinggi itu sangat penting. Mengingat PTM sudah digelar. Apalagi kapasitas ruang kelas untuk jenjang tertentu juga ditambah. Sehingga risiko penularan bisa diminimalkan. “Agar PTM bisa berjalan maksimal lagi. Guru-guru juga begitu. Alhamdulillah, saat ini sudah tuntas divaksin,” jelasnya.

Guru yang masuk kategori petugas publik telah menerima vaksinasi dosis pertama sebanyak 3,7 juta. Dan dosis kedua sudah mencapai 3,1 juta. Dosis pertama itu sudah tembus 179,90 persen dan dosis kedua tembus 152,12 persen.

Vaksinasi para guru memang didahulukan. Sebab, guru tergolong kelompok yang rawan tertular di sekolah. Sehingga prioritas percepatan vaksinasi para guru tersebut menjadi bagian dari perlindungan Pemprov Jatim. Setelah vaksinasi guru dan tenaga kependidikan cukup tinggi baru menyusul vaksinasi pelajar. “Baru kemudian capaian vaksinasi pelajar yang kita prioritaskan,” jelasnya. 

Lalu, kelompok mana yang menjadi prioritas sasaran vaksinasi selanjutnya?

Kelompok anak usia 6-11 tahun. Namun, waktu pelaksanaannya masih belum jelas. Masih belum ada instruksi dari pusat. “Ini kami tunggu petunjuk teknis Kemenkes. Belum ada sampai saat ini,” kata Jibril.

Meskipun, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah menerbitkan izin untuk Sinovac. Biasanya, kata Jibril, daerah yang boleh menggelar vaksinasi anak harus memenuhi syarat. Misalnya, capaian vaksinasi umumnya sudah 70 persen dan vaksinasi lansia sudah 60 persen untuk dosis pertama.

Capaian vaksinasi umum Jatim memang sudah cukup tinggi. Dosis pertama mencapai 69,39 persen dan dosis kedua mencapai 45,85 persen. Sedangkan capaian vaksinasi lansia dosis pertama mencapai 52,21 persen.

“Kalau syaratnya seperti itu, Jatim bisa mulai tahun depan. Tapi, ini kan masih wacana. Juknis, kapan dan syaratnya kita tunggu dari Kemenkes,” ungkapnya. Vaksinasi anak harus mulai diprioritaskan. Kendati kekebalan mereka cukup kuat dibanding orang tua.

Rencananya, pelaksanaan vaksinasi anak itu bakal dikoordinasikan dengan setiap dinas pendidikan kabupaten/kota. Sentra vaksinasi digelar berbasis sekolah maupun puskesmas. Atau juga bisa mendirikan sentra vaksinasi khusus anak.

Menurut Jibril, sosialisasi juga tak kalah penting untuk dilakukan. Agar para orang tua tidak ragu untuk membawa anak mereka mendapat vaksin. Saat ini, kata Jibril, sekurangnya ada 8 juta anak usia di bawah 12 tahun di Jatim yang belum divaksin. “Tentu ini juga tantangan. Tapi, nanti pasti ketemu pola vaksinasi yang tepat,” jelasnya.

Viviane Maharani saat mendapat vaksinasi massal di Kampus Universitas 17 Agustus 1945 kemarin (25/11).
(Foto: Eko Suswantoro-Harian Disway)

Sekretaris Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jatim dr Dominicus Husada mengatakan, anak usia 6-11 tahun memiliki mobilitas yang tinggi. Ada potensi bisa menularkan virus ke guru dan orang-orang di rumah. Bahkan, setidaknya 13 persen kasus Covid-19 terjadi pada anak-anak usia di bawah 12 tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: