Kebudayaan, Liburan, dan Romantisme

Kebudayaan, Liburan, dan Romantisme

Pada perhelatan ini, untuk pertama kalinya Genjreng Guitar Orchestra memasukkan unsur drama. Mereka memasukkan unsur budaya Betawi dalam pertunjukan. Tak hanya dari komposisi musik. Melainkan juga dari kostum yang dikenakan sebagian besar pemain.

Tampa player string pria mengenakan pakaian ala Betawi dengan kaus putih, celana hitam. Lengkap dengan kopiah di kepala serta sarung yang terselempang di pundak.

Sedangkan para perempuan mengenakan kebaya encim Betawi. ”Selain itu ada unsur romantisme khas anak muda. Biar penonton yang rata-rata generasi muda tidak bosan,” terang Dipa Wijaya, divisi publikasi.

Di antara lagu-lagu khas Betawi, ada lagu pamungkas karya Slank berjudul Kamu Harus Pulang. Ketika masuk adegan Slamet dan Benyamin yang berjalan-jalan dan menyapa ibu dari Juleha, Keroncong Kemayoran karya Benyamin S-lah yang dimainkan.

Dominasi string cukup kental dalam keseluruhan komposisi musik. Alunan biola dan cello meramaikan alunan keroncong yang lekat dengan nada melodis yang dimainkan alat musik masing-masing. Namun harmonis. Dua pemain ukulele duduk berdampingan dengan pemain cello.

Komposisi panggung dan gaya para pemain musik menjadikan pertunjukan musik orkestra terlihat lebih cair dan riang. Tak seperti lazimnya orkestra yang menuntut para pemain untuk terlihat serius memainkan alat musiknya.

Sembari tak henti-henti memandangi notasi. Mereka terlihat tersenyum, tertawa, bahkan bercakap-cakap sambil memainkan alat. Dua aktor, Slamet dan Benyamin, duduk di tepi panggung mengangguk-anggukkan kepala mengikuti irama.

Setidaknya ada tiga materi yang dibawa dalam Genjreng Guitar Orchestra. Kebudayaan, liburan, dan romantisme. Dengan konsep terbaru berupa drama musikal yang ditawarkan pada orkestra keenam kali ini, membuat ada selang-seling sajian antara drama dan pertunjukan musik.

Dengan penghayatan yang oke, empat talent memainkan bagian drama tentang liburan Slamet ke Jakarta. Bagian konsep pementasan Genjreng Guitar Orchestra yang makin membuat konser tersaji apik. (GGO untuk Harian Disway)

Bahkan memasukkan kolaborasi dengan Dwi Hansen, pemain gitar alumni SMM yang membawakan lagu Ondel-ondel. Selain Dwi, ada Tyok Satrio. Solois sekaligus gitaris. Mereka membawakan lagu karya Tyok, Merindukanmu.

Sejak didirikan pada 2013, Genjreng Guitar Orchestra telah melakukan berbagai pementasan secara profesional. Publik yang menonton bisa jadi tak menyangka bahwa komposisi sebaik itu dimainkan oleh anak-anak sekolah seusia SMA.

Ya, sebanyak 56 player tak lain berstatus pelajar Sekolah Menengah Musik (SMM) atau SMKN 2 Kasihan Bantul. Sebanyak 40 orang adalah pemain gitar klasik. Selebihnya, pemain combo elektrik, cello, biola dan woodwind.

”Semua pertunjukan, terkait komposisi musik, pendanaan, kepanitiaan dan sebagainya diatur oleh para siswa yang tergabung dalam Genjreng Guitar Orchestra,” ujar siswa kelas 12 itu.

Untuk pementasan, persiapan berlangsung selama dua bulan saja namun full team. Satu setengah bulan dihabiskan bagi para player gitar akustik untuk berlatih. ”Orkestra kami berbasis ansambel gitar klasik. Latihannya harus maksimal,” paparnya.

Di antara pemain, M Baqi El Vatikan, siswa kelas 11 SMM terlihat semringah bisa memainkan musik -hobinya sejak kecil-, dalam sebuah orkestra. ”Untuk GGO, kami total berlatih delapan lagu. Apalagi kali ini ada drama musikalnya. Menarik banget,” ungkapnya. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: