PPKM Level 3 Batal, Hotel Bakal Panen

PPKM Level 3 Batal, Hotel Bakal Panen

PEMERINTAH baru saja membatalkan PPKM level 3 secara serentak pada Natal dan tahun baru. Rencananya diganti dengan aturan baru yang lebih seimbang. Dengan tidak menyamaratakan perlakuan bagi semua wilayah.

Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo menilai hal tersebut sudah cukup adil. Sebab, capaian level setiap daerah sangat dinamis. Berbeda-beda. Dengan demikian, tidak bisa diberlakukan sama.

Misalnya, Kota Surabaya, capaiannya sudah sangat bagus. Kasus Covid-19 sudah berkurang drastis. Vaksinasi juga sangat tinggi. Baik vaksinasi umum maupun lansia. ”Kalau diseragamkan, kasihan daerah-daerah yang sudah berjuang keras,” katanya kemarin (9/12).

Namun, ia juga menegaskan, pembatalan PPKM level 3 serentak itu tidak berarti menghapus PPKM. Artinya, PPKM level masih diterapkan. Bahkan, pengetatan mobilitas akan diberlakukan saat Natal dan tahun baru.

Menurutnya, pengetatan aktivitas dan mobilitas masyarakat harus difokuskan ke beberapa titik. Terutama di area-area publik yang berpotensi mengundang kerumunan seperti mal. ”Pengunjung harus dibatasi. Disesuaikan dengan hasil asesmen PPKM,” ungkapnya.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim Makhyan Jibril mengatakan, asesmen PPKM wilayah di Jatim terus membaik. Wilayah yang masuk level 1 akan bertambah. Setidaknya, bakal ada 23 wilayah. Sedangkan 15 wilayah lainnya terbagi ke level 2 dan 3.

Penambahan itu disebabkan capaian vaksinasi umum dan lansia wilayah tersebut terus meningkat. Memenuhi standar asesmen PPKM berlevel. Yakni, vaksinasi umum sudah di atas 70 persen dan lansia sudah di atas 60 persen. ”Tentu, ini akan terus ditingkatkan,” katanya.

Kabar itu disambut baik oleh para pengusaha wisata dan perhotelan. Banyak tempat wisata yang bisa kembali beroperasi. ”Ini angin segar bagi kami,” ujar Ketua Badan Promosi Wisata Jatim Dwi Cahyono kemarin.

Mengingat, hampir dua tahun pandemi benar-benar memukul sektor wisata dan perhotelan. Maka, Natal dan tahun baru merupakan momen panen. Perekonomian masyarakat juga ikut terdongkrak.

Sejauh ini, destinasi wisata di Jatim sudah mulai ramai. Khususnya di beberapa daerah seperti Banyuwangi, Batu, Pasuruan, dan Malang. Banyak warga sudah berani berlibur.

Dwi memastikan bahwa semua wisata yang dibuka telah menerapkan prokes yang ketat. Semua pengunjung wajib diskrining dengan aplikasi PeduliLindungi. Pengelola wisata juga telah terverifikasi. ”Karyawan sudah vaksin dosis kedua. Jadi, keamanan terjamin,” katanya.

Sejauh ini, tingkat okupansi hotel juga merangkak. Pada November, rata-rata mencapai 45–55 persen. Diperkirakan akan meningkat saat momen Natal dan tahun baru. ”Kami berharap tidak ada pengetatan yang terlalu kuat. Toh, kita semua juga tetap waspada biar tidak sampai lengah,” jelasnya. (Mohamad Nur Khotib)


bit.ly/3Eb2Rhk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: