Satimah Hanya Bisa Menangisi Rumah

Satimah Hanya Bisa Menangisi Rumah

Berjarak 50 meter dari rumah Fadli, para anggota TNI dan relawan sedang melakukan evakuasi. Para petugas itu bergantian mencangkuli timbunan abu. Berharap menemukan jenazah berdasar laporan dari warga.

Pada kedalaman hampir satu meter, hanya ditemukan kayu dan beberapa potong pakaian. Namun, tak lama kemudian ada yang lari dari belakang sambil berteriak-teriak. “Pak, saya nemu kaki!” kata seorang pria dari kejauhan sambil membawa bungkusan plastik merah.

Ya, Sholih menemukan potongan kaki kanan. Tepat di samping rumahnya yang juga tertimbun abu. “Tadi kaget lihat ujung kakinya tertimbun pasir. Saya kira jenazah utuh,” katanya. 

Penemuan itu pun langsung ditindaklanjuti petugas. Potongan kaki dimasukkan ke kantong jenazah. “Ini akan segera kami bawa ke Basarnas agar segera diidentifikasi,” jelas Danki PAN Batalyon 527 Baladipa Yudha Lettu Sukri yang menerima langsung potongan kaki jenazah itu.

Petugas BNPB bersiap-siap menyisir Kampung Renteng.
(Foto: Bud Wichers untuk Harian Disway)

Terdapat dua dusun di Kampung Renteng. Yaitu Dusun Kebondeli Utara dan Kebondeli Selatan. Namun, yang keadannya parah adalah Dusun Kebondeli Utara. Total terdapat 82 rumah terdampak.

Dari jumlah itu, 22 rumah tertimbun abu secara total. Sebanyak 43 rumah tertimbun separo. Dan 17 rumah mengalami kerusakan tanpa tertimbun. “Di sini ada sekitar 157 warga,” kata Kepala Desa Sumberwuluh Abdul Azis saat ikut meninjau Dusun Kebondeli, kemarin.

Tercatat 8 orang warga Dusun Kebondeli yang ditemukan meninggal. Dan 2 orang masih dilakukan pencarian. Ia memperkirakan ratusan orang meninggal belum ditemukan di dusun tersebut. “Karena selain warga juga banyak para penambang. Jadi saya kira total ada lebih dari seratus orang meninggal di sini,” jelasnya.

Bupati Lumajang Korban Thoriqul Haq menyatakan total ada 34 orang yang ditemukan meninggal. Yakni dari Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro. Kemarin, ada 44 laporan warga yang meminta evakuasi ke Basarnas. 

Proses evakuasi tak boleh dilakukan serampangan. Keselamatan tim evakuator tetap menjadi prioritas. Setiap penggalian hanya boleh dilakukan dengan radius maksimal satu meter. “Kalau lebih dari itu bisa mengkhawatirkan. Karena abunya masih panas,” jelasnya. 

Selain itu, relokasi rumah warga Kampung Renteng juga menjadi prioritas. Bahkan bersifat mendesak. Mengingat kawasan Kampung Renteng sangat dekat dengan jalur lahar dingin. Menjadi tak memungkinkan jika warga dibangunkan di tempat yang sama. 

Rencananya, warga Kampung Renteng bakal dipindah ke area Jatian milik Perhutani. Lokasinya masih di Desa Sumberwuluh. Namun, relatif aman karena jauh dari jalur lahar dingin. “Tapi kami harus mendata dan mengidentifikasi dulu jumlah warga sesuai perintah presiden,” ungkapnya. (*)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: