Ekspor Jatim Naik, Non-Migas Melejit
NILAI ekspor Jawa Timur naik. Baik secara bulanan maupun tahunan. Secara bulanan naik sebesar 16,07 persen dibandingkan Oktober. Yakni setara dengan USD 2,18 miliar. Secara tahunan naik sebesar 35,25 persen dibandingkan November 2020.
Kenaikan nilai ekspor secara bulanan itu disebabkan surplus ekspor pada dua komoditas: migas dan non-migas. Tentu, yang mendominasi masih komoditas non-migas. Nilainya menyumbang 94,61 persen dari total ekspor November 2021.
Nilai itu naik dibanding Oktober 2021 sebesar 15,25 persen. Dari USD 1,79 miliar menjadi USD 2,06 miliar. “Secara tahunan, sektor non-migas meningkat sebesar 43,29 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Dadang Hardiwan saat konferensi pers virtual, kemarin (15/12).
Golongan barang Tembaga (HS 74) menjadi komoditas ekspor non-migas utama. Nilai transaksinya mencapai USD 202,20 juta. Jumlah itu naik 12,53 persen dibanding Oktober 2021, yakni USD 70,35 juta.
Tembaga (HS 74) itu menyumbang 9,81 persen total ekspor non-migas. Menyusul kemudian golongan kayu atau barang dari kayu. Berkontribusi 9,04 persen dari total ekspor non-migas. Nilai ekspornya mencapai USD 186,33 juta. Angka itu naik 17,47 persen dibanding Oktober. “Tujuan negara ekspornya paling utama ke Amerika Serikat dengan nilai USD 43,68 juta,” ungkap Dadang.
Peringkat ketiga adalah golongan lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15). Dengan nilai ekspor sebesar USD 183,29 juta. Menyumbang 8,89 persen dari total ekspor. Tujuan utamanya diekspor ke Tiongkok. Yakni mencapai USD 101,91 juta.
Secara keseluruhan, kata Dadang, negara tujuan utama ekspor non-migas terbesar adalah Tiongkok. Pada November 2021, nilainya mencapai USD 362,39 juta. Kemudian menyusul Amerika Serikat dan Jepang dengan masing-masing nilai sebesar USD 348,21 juta dan USD 293,09 juta.
“Terjadi pergeseran kawasan negara yang menjadi tujuan utama,” ujarnya. Kawasan di luar ASEAN dan Uni Eropa menyumbang 60,51 persen. Sedangkan, total ekspor ke kawasan ASEAN sebesar USD 352,27 juta. Malaysia berperan sebesar 6,94 persen.
Sementara itu, ekspor nonmigas ke kelompok negara Uni Eropa menyumbang 7,51 persen. Didominasi ekspor ke Belanda sebesar USD 43,30 juta dan Jerman sebesar USD 26,33 juta.
Selama Januari-November 2021, secara kumulatif, ekspor non-migas paling banyak ke kawasan negara ASEAN. Yakni mencapai sebesar USD 3,43 miliar atau sebesar 17,74 persen. Peringkat dua terbesar ke Amerika Serikat mencapai USD 3,17 miliar atau sebesar 16,40 persen.
Setelah itu ada Jepang sebesar USD 2,89 miliar atau sebesar 16,40 persen. “Dan terakhir ke Tiongkok sebesar USD 2,77 miliar atau dengan peran sebesar 14,35 persen,” jelasnya. (Mohammad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: