Tiga Pasien Omicron Di Indonesia

Tiga Pasien Omicron Di Indonesia

HASIL whole genome sequencing (WGS) dari 5 sampel pasien positif di Wisma Atlet sudah diketahui. Dua orang di antaranya terkonfirmasi varian Omicron. Tiga orang lainnya asal Tiongkok dinyatakan terpapar varian "biasa".

Artinya, kini ada tiga kasus Omicron yang sudah terdeteksi. Semuanya warga negara Indonesia. Pasien pertama seorang lelaki berinisial N. Ia adalah petugas kebersihan di Wisma Atlet. Kedua, lelaki 42 tahun berinisial IKWJ yang pulang dari Amerika Selatan. Ketiga, lelaki 50 tahun berinisial M yang datang dari Inggris.

Saat ini, Kementerian Kesehatan masih menunggu hasil pemeriksaan dari 10 pasien lain. Sampel mereka terindikasi varian Omicron. Yakni setelah dilakukan tes ulang PCR Spike Gene Target Failure (SGTF) pada 60 pasien positif di Wisma Atlet.

“Hari ini (kemarin, Red) tidak ada yang dites ulang lagi,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Wiweko. Sebab, Wisma Atlet sudah di-lockdown sejak tiga hari lalu. Tidak lagi menerima karantina dari traveler internasional. Semuanya dialihkan ke wisma di Pasar Rumput, Jakarta Selatan.

Nadia meminta kepada masyarakat tidak pergi ke luar negeri untuk sementara. Agar laju persebaran Omicron bisa dikendalikan. Sebab, varian tersebut terbukti punya daya tular yang tinggi. Bahkan, lima kali lipat melebihi varian Delta.

Menurutnyi, Indonesia merupakan salah satu negara paling aman dari Covid-19. Perjalanan ke luar negeri berarti keluar dari zona aman menuju zona bahaya. Mengingat saat ini kasus Covid-19 di beberapa negara Eropa, Afrika, dan Amerika melonjak tajam.

Bahkan di beberapa negara itu sudah mencapai rekor tertinggi. Sehingga kepulangan dari luar negeri justru berpotensi membawa varian Omicron. Hal itu bisa menjadi ancaman tersendiri bagi Indonesia yang kasusnya kini sudah relatif melandai.

“Bagi yang sudah di luar negeri sebaiknya ditahan untuk tak pulang dulu,” kata Nadia. Dia memprediksi arus balik kepulangan WNI akan mencapai puncaknya pada minggu kedua Januari. Tepat setelah libur natal dan tahun baru.

Sementara itu, Epidemiolog Windhu Purnomo menyatakan bahwa belum ada rumusan baku tentang tingkat bahaya Omicron. Itu terbukti dari 3 pasien yang terpapar. Di antaranya, 2 pasien tanpa gejala dan 1 pasien hanya bergejala ringan.

“Ya, kayak flu saja. Nggak beda dengan gejala Covid-19 pada umumnya,” ujarnya. Pasien yang bergejala ringan tersebut berinisial M. Ia pulang dari London melalui Doha. Meski demikian, Windhu mengajak semua pihak tetap waspada. Semua pencegahan bisa dilakukan dengan penerapan prokes yang ketat. Juga upaya 3T harus dimasifkan. (Mohamad Nur Khotib)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: