Natal-Tahun Baru Bebas Penyekatan Jalan

Natal-Tahun Baru Bebas Penyekatan Jalan

LIBURAN Natal dan Tahun Baru kali ini dihantui varian baru Covid-19: Omicron. Meski begitu, pemerintah memastikan tidak ada penyekatan dan pembatasan seperti libutan Natal dan Tahun Baru tahun lalu. Pos penyekatan di pintu-pintu tol tidak ada lagi.

Pengendalian mobilitas masyarakat hanya bertumpu pada pengetatan protokol kesehatan di semua moda transportasi. Itu mengacu pada Instruksi Mendagri Nomor 66 dan 67 tahun 2021. Artinya, aturan setiap wilayah bakal berbeda. Disesuaikan dengan level PPKM masing-masing.

”Akan diberlakukan pembatasan kapasitas untuk semua moda transportasi,” ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati. Pesawat maksimal kapasitas 100 persen. Syaratnya harus mengosongkan bangku tiga baris. Untuk antisipasi penumpang yang menunjukkan gejala sakit.

Pembatasan jalur udara tersebut guna mengantisipasi persebaran varian Omicron. Pintu masuk internasional dibatasi melalui beberapa bandara. Yaitu Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Sam Ratulangi Manado, Ngurah Rai Bali, Batam, dan Tanjung Pinang. Untuk transportasi laut internasional melalui Pelabuhan Batam, Tanjung Pinang dan Nunukan.

Kapasitas kapal laut lokal maksimal 75 persen. Kereta api antar kota maksimal kapasitas 80 persen. Sedangkan kereta api lokal perkotaan 70 persen dan perjalanan rutin komuter dalam aglomerasi maksimal 45 persen.

Lalu, bagaimana dengan pengetatan mobilitas di Jawa Timur?

Mobilitas di Jatim sudah mendekati pra-pandemi. Sektor transportasi mencapai -6 persen dan taman -2 persen. Untuk itu, semua alun-alun bakal ditutup mulai 31 Desember hingga 1 Januari 2022. Perjalanan ke luar daerah dipersyaratkan vaksin dua dosis.

”Aturan itu untuk cegah peningkatan kasus seperti yang terjadi saat akhir tahun 2020 lalu,” kata Jubir Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril. Operasi yustisi protokol kesehatan juga akan dimasifkan. Jumlah personel dan titik pos pengamanan ditambah. Menurutnya, operasi itu sangat efektif untuk mencegah kenaikan kasus saat terjadi kenaikan mobilitas.

Total ada sekitar 16.685 personel yang disebar ke 262 pos di berbagai titik. Berbagai fasilitas layanan kesehatan pun juga disiagakan. Setidaknya ada 971 puskesmas, 400 rumah sakit, 154 rumah sakit rujukan Covid-19, 5.206 bed isolasi, 280 posko kesehatan, 31 public safety center, dan Rumah Sakit Darurat Lapangan di 4 kota.

Jibril optimistis lonjakan kasus gelombang ketiga di akhir tahun bisa dicegah. Mengingat kesiapan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Di antaranya, prokes yang sudah dilengkapi capaian vaksinasi tinggi, rumah sakit dan para nakes yang lebih berpengalaman.

Cakupan vaksinasi umum dosis pertama mencapai 73,57 persen. Vaksinasi lansia pun juga cukup tinggi, mencapai 58,38 persen. “Sebelum akhir tahun kami pastikan sudah mencapai 60 persen untuk lansia,” terangnya.

Saat ini, angka positivity rate Jatim sudah mencapai 0,08 persen. Jauh lebih baik dari standar WHO. Wilayah yang masuk PPKM level 1 Jatim pun ada 20 kabupaten/kota. Sisanya, 10 kabupaten/kota masuk PPKM level 2 dan 8 kabupaten/kota masuk level 3.

Sementara itu, kasus suspek Omicron bertambah. Per hari ini ada 11 pasien yang kemungkinan terpapar. Di antaranya, sembilan orang merupakan pelaku perjalanan darat. Mereka terjarring Satgas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, dan PLBN Entikong, pada 17 dan 18 Desember 2021 lalu.

Sembilan orang itu kini sedang diisolasi terpusat di wilayah perbatasan Aruk, Kalimantan Tengah dan Entikong, Kalimantan Barat. Sedangkan dua orang telah kontak erat dengan tiga kasus awal yang sudah terkonfirmasi di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: