Roeslan Abdulgani Batalkan Pembongkaran SDN Alun-Alun Contong

Roeslan Abdulgani Batalkan Pembongkaran SDN Alun-Alun Contong

SDN Alun-Alun Contong 1/87 ditetapkan menjadi Sekolah Artefak pada Senin (20/12). Ayah Presiden Soekarno, Raden Soekemi atau Soekeni Sosrodihardjo, pernah mengajar di sana. Mantan Menteri Luar Negeri Roeslan Abdulgani juga alumnus sekolah itu. 

BEBERAPA guru dan karyawan SDN Alun-Alun Contong 1/87 memakai kebaya. Ada juga yang berdandan bak pejuang. Mereka berdiri di gerbang sekolah sambil menunggu para alumni dan perwakilan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya yang diundang.

Anggota DPRD Surabaya Tri Didik Adiono, alumnus sekolah itu, hadir pukul 09.00. Tak lama kemudian rombongan Dispendik Surabaya datang menyusul. Kadispendik Surabaya Soepomo berhalangan hadir pagi itu. Ia diwakili Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Mamik Suparmi. 

Setelah rangkaian peresmian dan sambutan, rombongan diajak masuk ke ruang kelas yang sudah beralih fungsi. Kelas yang paling dekat dengan gerbang sekolah itu dijadikan ruang artefak sekolah.

Berbagai peninggalan zaman Belanda masih tersimpan rapi di sana. Buku induk siswa, rapor, ijazah, buku pelajaran berbahasa Belanda, hingga dokumen lawas disimpan dalam etalase kaca dan lemari kayu.

Piala, busur derajat, hingga pompa air jadul juga dipamerkan di sudut ruangan. Papan kapur lipat yang dulu dipakai para tokoh bangsa tersimpan utuh. “Ini yang istimewa: bangkunya,” ujar Kepala SDN AlunAlun Contong 1/87 Edy Santoso sambil menunjuk bangku kayu jati yang sepertinya baru dipelitur.

Usia bangku itu sudah ratusan tahun. Sama seperti usia sekolah yang didirikan pada 20 Desember 1900. Selain meresmikan sekolah artefak, sekolah juga merayakan hari jadi ke-121 hari itu.

Sebenarnya, sekolah punya banyak koleksi bangku lawas. Namun, tak semuanya layak pakai dan bisa diselamatkan. Bangku yang tersisa itu kini jadi benda cagar budaya.

Kusen kayunya masih asli. Jendelanya lebih besar dari pintu. Ukurannya persegi 1,5 x 1,5 meter. Kami bisa keluar masuk lewat jendela itu saat orang berjubel di pintu. Di bagian atasnya terdapat ventilasi besar yang membuat ruangan adem tanpa kipas angin.

Di bagian dinding ruangan banyak lukisan bertema perjuangan. Mulai ilustrasi pertempuran 10 November, hingga wajah Bung Karno dan ayahnya.

Foto mantan Menteri Luar Negeri era Bung Karno Roeslan Abdulgani, hingga presiden kelima Megawati Soekarnoputri terpampang di dinding ruangan. Semua benda itu adalah koleksi sekolah dan sumbangan alumni.

Mantan Kepala SDN Alun-Alun Contong 1/87 Muhammad Yoyon Maryono hadir dalam peresmian. Pembentukan Sekolah Artefak itu tidak bisa dilepaskan dari jasanya. “Kami intens membahas dengan dispendik pada 2017,” ujar pria yang pensiun pada 2019 itu.

Yoyon memimpin SDN Alun-Alun Contong 1/87 sejak 2014. Di tahun yang sama, bangunan sekolah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Jauh sebelum itu, bangunan nyaris dirobohkan. Sudah ada investor yang mau membeli tanah di belakang Kantor Gubernur Jatim tersebut. “Waktu itu sekitar awal 1990-an. Pak Roeslan Abdulgani ngamuk. Sing wani ngerubuhno tak guling (Yang berani merobohkan, saya guling),” kata Yoyon.

Roeslan Abdulgani (duduk bersila, paling kanan) saat bersekolah di SDN Alun-Alun Contong pada 1927.
(Repro: Eko Suswantoro-Harian Disway)

Ada banyak jejak Roeslan Abdulgani di sekolah itu. Salah satunya, potongan kertas bertulisan pesan-pesannya saat berkunjung ke sekolah pada 21 Desember 1997.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: