Menghalangi Energi Negatif Masuk via Perantaraan Dewa Bumi
Karakter lainnya, anak itu akan tampak keras di luar, namun sebenarnya hatinya lembut. ”Itu ciri khas seorang spiritualis,” ujarnya. Selain itu, sorot mata anak itu juga tajam. Menandakan energi dalam dirinya yang besar, juga sebagai penanda kewibawaan.
: Saat melakukan kegiatan ritual apa pun, Liem Tiong Yang selalu berdoa meminta izin dan meletakkan dupa di hio lo. (Guruh Dimas Nugraha/Harian Disway)
Beberapa kali anak itu mengintip dari luar ruangan, memanggil-manggil ayahnya. Liem pun beranjak menghampiri anak itu. ”Mau ke atas? Di atas ada banyak patung-patung Dewa. Nanti opa ceritakan satu per satu kisahnya,” bujuknya. Anak itu mengangguk.
Liem mengajaknya ke lantai dua, menggunakan lift yang terpasang di pojok depan Kelenteng Delapan Kebajikan. Sesampainya di lantai dua, anak itu berlarian dan menghampiri setiap objek yang ada di ruang ibadah lantai dua tersebut.
Mulai berhenti di lonceng, tambur, kemudian berlari menghampiri patung Dewi Kwan Im di sudut sebelah timur. ”Itu patungnya Dewi Kwan Im, Dewi cinta kasih. Beliau Dewi yang suka menolong manusia dan mahluk hidup lain,” ujar Liem pada anak itu.
Liem memegang pundaknya dan menuntunnya berjalan ke sudut barat, arah altar Dewa Bumi dan Kwan Kong. Sebilah golok terpasang di sisi altar Kwan Kong. Anak itu tertarik. ”Ini apa dibuat perang-perangan?,” tanyanya lugu. ”Dulu memang dibuat perang, untuk melawan musuh yang jahat,” jawab Liem.
Rohaniawan tersebut kembali menuntun sang anak berjalan dan berhenti tepat di depan altar Dewa Bumi Hok Tek Cin Sien. ”Beliau ini Dewa yang menjaga bumi. Sudah, kamu berdiri di sini dulu. Lihat-lihat dulu ya,” ujarnya.
Anak itu menurut. Liem mengusap kepalanya. Ia mengarahkan telapak tangannya dari ubun-ubun hingga punggung anak itu. Seolah melemparnya keluar. Semacam menarik dan membuang sesuatu.
Gerakan itu membuat Liem sedikit terdorong ke belakang. Begitu pula anak itu yang berjingkat seperti kaget karena tersentuh sesuatu. ”Aku diapakan?,” tanya anak itu. ”Tidak, tidak diapa-apakan kok,” bujuknya. Anak itu pun kebingungan sejenak. Tapi tak lama ia ceria. Mau bermain-main lagi.
Wen Shi Liem Tiong Yang melakukan proses pemagaran pada tubuh anak agar enegr-energi gaib tidak masuk. Sebab kemampuan spiritual anak itu kelak muncul kembali. (Guruh Dimas Nugraha/Harian Disway)
Menurut Liem, gerakan yang dilakukan di depan altar Dewa Bumi, adalah proses menutup atau memagari diri anak tersebut. Supaya energi-energi gaib tidak masuk.
”Sebenarnya tidak apa-apa. Tapi umurnya masih terlalu kecil. Belum kuat menahan. Dampaknya jadi emosional. Sekarang saya tutup sementara,” ungkap ayah lima anak itu.
Proses tersebut dilakukan dengan restu dari Dewa Bumi. Sebab, sebagai penguasa bumi, Hok Tek Cin Sien akan menuntun dan mengawasi segenap langkah manusia selama hidupnya di dunia.
Jangka waktu pagar gaib itu hanya berlangsung sementara. Sebab, menurut Liem, kemampuan spiritual anak itu di kemudian hari akan muncul kembali. ”Tepatnya ketika ia sudah mampu mengendalikan energi-energi itu,” ujarnya.
Dari segi kelahiran, kelak anak itu akan mengalami beberapa kesulitan hidup. Namun segala kesulitan akan mampu dihadapinya. ”Kesulitan itu akan menggemblengnya sebagai seorang spiritualis,” pungkas Liem. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: