Bertumpuk seperti Dua Paving
IKLIM panas dan gerah di Surabaya bisa ditanggulangi. Ada sejumlah trik. Bisa dilakukan dengan menambah ruang ventilasi agar dapat mengalirkan udara masuk ke dalam. Inilah yang dilakukan Aaron Tjie.
Rumah dihuni keluarga kecil beranggotakan empat kepala, orang tua serta dua anak. Mereka ingin mengubah huniannya menjadi tampak modern dan minimalis. Serta memiliki rasa sejuk sehingga dapat menambah kenyamanan.
”Lokasinya ada di perumahan lama. Bentuk bangunannya serupa satu sama lain. Tipikal kompleks yang dibangun pada 1980-an saat pemekaran wilayah. Visi klien sudah jelas. Mereka juga ingin ada pemisahan ruang publik untuk para tamu serta privat sebagai tempat berkumpul anggota keluarga,” kata Aaron.
Surabaya digambarkan sebagai kota dengan iklim panas. Mengingat berada di area pesisir. Paparan sinar matahari sangat banyak. Angin pun melimpah. Dua hal tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal agar hunian jadi cerah dan sejuk.
Warna putih, hitam, dan abu-abu jadi pilihan. Klien tak ingin tampil terlalu mencolok di antara rumah-rumah lain. (Octorino Tjandra dan Andreas Lukita Haliman untuk Harian Disway)
Setelah ditelusuri, kepala keluarga merupakan pebisnis paving. Arsitek lulusan University of Melbourne ini kemudian mencoba menjadikan itu sebagai benang merah desain. Ditunjukkan dari bentuk geometri yang presisi dan sejajar.
Bangunan didirikan di atas tanah seluas 300 meter persegi. Tembok terluar dibuat memiliki jarak dengan rumah di sekeliling. Ini jadi tip untuk mendapatkan aliran udara dari samping dan belakang.
Ditunjukkan pula pada area depan dengan membuat lantai dua ditumpuk di atas lantai satu. Seperti tumpukan paving yang akan dipasang di tempat. Meski begitu, kita bisa melihat ada lubang cukup besar di sana dengan ditempatkan jendela cukup besar. Bentuk yang jauh berbeda dari bagian depan rumah-rumah di sekitar.
”Memang itu tujuannya. Sengaja dibikin kontras dengan para tetangga supaya kelihatan berbeda. Tapi tidak menggunakan pola dan warna yang mencolok. Tetap bisa disebut kalem dari segi pemilihan warna,” jelasnya.
Penggabungan warna monokrom di seisi rumah diusung dari pekerjaan klien. Ia biasa berkutat dengan bebatuan. Putih juga memberi rasa cerah, bikin rumah jadi makin terang. (Octorino Tjandra dan Andreas Lukita Haliman untuk Harian Disway)
Secara umum, hanya ada tiga warna yang ditampilkan. Putih dan abu-abu untuk mewarnai bagian depan serta tembok hampir di semua sudut rumah. Dengan sesekali menampilkan cokelat yang ditampilkan melalui perabotan dan lantai meski jumlahnya terbilang sedikit. Perpaduan itu memberi kesan modern yang tetap memberi unsur natural.
Lantai satu dibagi menjadi dua. Pada sisi depan, Aaron menempatkan ruang tamu sebagai area publik. Kemudian pada sisi belakang, terdapat ruang keluarga serta dapur untuk berkumpul anggota keluarga. Keduanya dipisahkan dengan taman kering di dalam rumah yang terbuka ke atas. Poin utama pada taman terdapat pada sebuah pohon yang menjulang tinggi.
Masing-masing area dibatasi dengan kaca sangat besar menghadap ke dalam. Ini memberikan asupan cahaya matahari cukup banyak pada kedua bagian tersebut. Termasuk sebagai ventilasi vertikal.
Ruang keluarga dibuat dengan perabotan minimalis. Memberi ruang cukup luas bagi penghuni untuk beraktivitas. (Octorino Tjandra dan Andreas Lukita Haliman untuk Harian Disway)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: