Bertumpuk seperti Dua Paving
”Taman di tengah menjadi transisi ruang depan dan belakang. Bisa juga disebut sebagai pusat bangunan karena posisinya sebagai poros potongan. Keduanya dibikin sama-sama mendapat asupan cahaya matahari yang cukup dari tengah. Selain itu, bisa difungsikan sebagai pemberi kesan luas,” jelas Aaron.
Pada bagian dasar taman, terdapat lantai outdoor menggunakan paving. Di sekeliling ditempatkan tumbuhan lidah buaya dalam pot berwarna abu-abu. Taman kering semacam ini bisa menghemat biaya dan waktu perawatan bila dibandingkan taman yang dipenuhi tumbuhan.
Ruang makan pun didesain terbuka. Dengan jendela besar pada sisi kanan-kiri. (Octorino Tjandra dan Andreas Lukita Haliman untuk Harian Disway)
Seluruh perabotan pun dibuat minimalis. Menyingkirkan furniture lama lalu mengganti yang sesuai kebutuhan. Barang-barang pribadi ditempatkan dalam lemari-lemari yang tersedia hampir di setiap ruang.
Lantai dua pun dipisahkan menjadi dua bagian dengan potongan taman sebagai pemisah. Sisi depan difungsikan untuk kamar anak. Sedangkan kamar orang tua ada di belakang. Masing-masing pinggiran tembok diberi lubang sedikit sebagai sumber masuknya udara dan cahaya matahari.
Tangga menuju lantai dua yang bernuansa putih. (Octorino Tjandra dan Andreas Lukita Haliman untuk Harian Disway)
”Lantai dua dibikin lebih luas dari bangunan lantai pertama. Cara ini bisa memberi kesan solid nan kuat, monumental tapi tetap humble. Visi untuk menghadirkan rumah modern tapi tetap sehat bisa diakomodasi dari formasi jendela dan penambahan lubang pada tembok paling atas,” pungkas pemilik firma AATA Architects itu. (Heti Palestina Yunani-Ajib Syahrian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: