Omicron Jatim Melonjak

Omicron Jatim Melonjak

INSTITUTE of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga memeriksa 18 sampel pasien dengan whole genome sequencing (WGS). Hasilnya, 7 pasien dinyatakan terkonfirmasi Omicron per Jumat (14/1). Hingga kini, total tercatat 8 kasus Omicron di Jawa Timur.

”Tiga orang sudah sembuh. Termasuk kasus yang pertama,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Erwin Astha Triyono kemarin (16/1). Tiga orang itu sudah dites PCR dua kali. Hasilnya negatif sehingga dinyatakan aman.

Sekarang tersisa lima pasien. Satu pasien perempuan 29 tahun berinisial LI sedang menjalani isolasi terpusat di Malang. Lalu, empat pasien lainnya isolasi mandiri dengan telemedicine di Surabaya. Tiga di antaranya merupakan balita.

Yaitu, dua balita laki-laki masing-masing usia 4 tahun berinisial TGO dan AR. Satu balita lagi perempuan berinisial QIZ usia 2 tahun. Satu pasien lainnya adalah ibu dari salah seorang balita itu.

Semua pasien merupakan kasus transmisi lokal. Dua balita tertulari ibu mereka dan satu lainnya tertulari neneknya. Dari sejumlah pasien itu, ada beberapa yang baru tiba dari luar kota.

”Kondisi semua pasien nyaris tanpa gejala. Beberapa hanya mengalami gejala ringan,” jelas Erwin. Mereka wajib menjalani isolasi minimal 10 hari. Hingga kondisinya benar-benar membaik dan konsisten tanpa gejala. Mereka akan dites PCR dua kali. Jika hasilnya negatif, pasien dinyatakan sembuh.

Erwin mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Semaksimalnya tidak melakukan perjalanan ke luar daerah jika tidak ada keperluan mendesak. Ia meminta setiap pemerintah daerah untuk mempercepat vaksinasi.

Terutama meningkatkan cakupan vaksinasi dosis lengkap bagi masyarakat umum. Juga, booster bagi para lansia dan kelompok rentan. ”Itu yang diprioritaskan. Kemudian, boleh disusul dengan vaksinasi anak,” terangnya.

Saat ini satgas Covid-19 setempat bergerak untuk melakukan tracing. Sejumlah orang yang terhitung kontak erat bakal dites. Termasuk orang-orang di tempat yang pernah disinggahi pasien.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim Sjamsul Arief angkat bicara tentang tiga balita yang terpapar Omicron. Secara klinis, anak-anak yang terpapar Covid-19 tidak mengalami gejala berat. Bahkan, oleh varian Delta yang ganas sekalipun.

”Kecuali anak-anak yang punya komorbid seperti TBC, gangguan otak, dan lain-lain. Risikonya memang tinggi,” jelasnya.

Reaksi imunologis pada anak tak terjadi sitogen. Sehingga saat terpapar Covid-19 cenderung bergejala ringan. Seperti demam atau flu biasa.

Sedangkan pada orang dewasa dan lansia berbeda. Reaksi imunologisnya begitu kuat. Akhirnya berpotensi menimbulkan gejala. Baik ringan, sedang, maupun berat.

Kabar baiknya, kata Sjamsul, orang dewasa dan lansia yang terpapar Omicron rata-rata bergejala ringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: