Berebut Lincah dengan Antibodi
Badai sitokin yang relatif lebih sering terjadi pada varian Delta, jarang terjadi pada Omicron. Badai sitokin merupakan mekanisme peradangan yang berlebihan dan tidak terkendali, dapat berujung pada gagal napas.
Melalui model komputasi, para peneliti mengilustrasikan interaksi molekuler Omicron dengan reseptornya. ACE2 merupakan reseptor yang berlaku seolah-olah sebagai ’pintu gerbang’ masuknya Omicron pada sel-sel manusia.
Menggunakan model virus aslinya, ikatan dengan reseptor tersebut seperti pola orang ’berjabat tangan’. Namun ikatannya dengan Omicron, lebih mirip seperti ’pasangan yang sedang berpegangan tangan dengan jari-jari yang saling terjalin rapat’.
Ringkasnya, Omicron sangat efisien dalam menginfeksi sel-sel manusia.
Dampak Omicron
Mayoritas infeksi Omicron menampilkan gejala klinis yang ’ringan’. Namun daya tularnya yang jauh melampaui semua varian virus Covid-19, memudahkan penyebarannya di tengah-tengah masyarakat.
Pada individu dengan sistem imunitas yang tangguh (immunocompetent), invasi virus ini segera dapat dienyahkan (mekanisme clearance). Tetapi sebaliknya pada orang-orang yang rentan secara imunologis, bisa berdampak merugikan.
Pada gangguan sistem imun (immunocompromised) atau individu yang belum divaksinasi, mekanisme clearance tidak berjalan optimal. Virus pun berpotensi berkembang ’lebih subur’ dan bertahan lebih lama.
Dampaknya adalah risiko mutasi virus lebih mudah terjadi. Munculnya virus mutan yang lebih ganas, pasti akan mempersulit mitigasi wabah Covid-19.
Long Covid
Pascasembuh dari Covid-19, pada sebagian penyintas masih menyisakan gejala yang bertahan rata-rata hingga enam bulan. Pada beberapa kasus, bertahan lebih lama lagi.
Fenomena ini lazim dikenal sebagai long covid. Gejalanya bervariasi. Bisa berakibat pada kemampuan fisik yang menurun, gangguan psikis, dan gangguan saraf.
Long Covid bisa terjadi pada siapa pun. Termasuk anak-anak. Penyintas yang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala, tidak luput dari terjadinya masalah kronik Covid-19.
Hampir 10 juta rakyat Amerika Serikat dilaporkan mengalami sindrom klinis yang berkepanjangan ini. Karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, jangan anggap remeh Omicron.
Tidak tertular akan jauh lebih baik. Tidak ada satu pun ahli yang dapat memastikan, penyintas Omicron bisa terbebas dari Long Covid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: