Berebut Lincah dengan Antibodi

Berebut Lincah dengan Antibodi

Diprediksi beberapa minggu yang akan datang, terjadi ledakan gelombang Omicron. Lalu, opsi pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di tengah-tengah kekhawatiran berlanjutnya learning loss, masihkah tetap berlangsung?

Banyak narasi yang berkembang di masyarakat, bahwa Omicron menampilkan gejala yang ringan. Itu tidak salah. Tapi juga tidak seluruhnya benar.

Saat ini, semakin banyak diperoleh data dari negara-negara yang terkena dampak gelombang Omicron. Terutama di Afrika Selatan, Eropa dan Amerika Serikat.

Bila memakai kriteria jarang sekali diperlukannya perawatan di rumah sakit, definisi ringan mungkin benar. Menyatakan Omicron hampir tidak pernah memerlukan perawatan di ruang intensif, juga benar.

Apalagi dikaitkan dengan kasus yang meninggal akibat Omicron. Itu sangat jarang terjadi. Semua karena ada pembandingnya yaitu varian Delta yang ’menakutkan’.

Masyarakat Indonesia pasti trauma ketika puncak gelombang Delta pada Juni-September 2021.

Semua negara di dunia ini, tidak ingin gelombang Omicron menerpa mereka bagaikan tragedi wabah gelombang Delta.

Daerah-daerah tertentu di Indonesia saat ini telah melakukan PTM 100 persen sejak 3 Januari 2022. Belum lama berselang, sedikitnya ada sepuluh sekolah di Jakarta yang ditutup kembali. Sebab beberapa siswa atau tenaga pendidik di sekolah tersebut terkonfirmasi terpapar Covid-19.

Dengan terbukti mulai ada transmisi lokal Omicron di beberapa daerah, tantangan terhadap PTM 100 persen semakin meningkat. Penuh risiko!

Khususnya terhadap anak didik di bawah usia 11 tahun. Mereka merupakan populasi rentan paparan Omicron. Selain sistem imunitasnya belum berkembang mencapai titik optimal, belum seluruhnya mendapatkan vaksinasi primer dua dosis.

Bahkan ada siswa yang belum mendapatkan vaksinasi sama sekali.

Bila program vaksinasi yang menyasar mereka baru dimulai 14 Desember 2021, sudah tentu itu belum menghasilkan puncak antibodi. Imunitas humoral ini akan mencapai titer maksimal pada hari ke-28. Setelah vaksinasi dosis yang kedua.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa protokol kesehatan (prokes) tidak mudah diterapkan dengan benar. Disiplin melaksanakan prokes pada siswa sering terkendala banyak hal.

Banyak riset dan pendapat para ahli tentang Omicron. Pro dan kontra atau pun perbedaan pendapat secara ilmiah adalah sesuatu yang lazim terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: