Mengenang Meat Loaf, Rocker Fenomenal Sejak Era 70an

Mengenang Meat Loaf, Rocker Fenomenal Sejak Era 70an

Musisi yang dikenal lewat lagu superpopuler I’d Do Anything For Love, Meat Loaf, meninggal pekan lalu (20/1). Pada Minggu, keluarga mengonfirmasi bahwa rocker 74 tahun itu berpulang akibat Covid-19. Berikut memori indah yang ditinggalkan Meat Loaf—yang terlahir sebagai Marvin Lee Aday—di mata keluarganya.

 

WELL, jangan bayangkan Meat Loaf sebagai sosok yang mengerikan seperti penampilannya di klip video I’d Do Anything for Love. Dalam lagu yang dirilis pada 1993 itu, ia berdandan menjadi vampir jelek yang sedang terobsesi. Jangan bayangkan pribadi aslinya seperti itu. Pokoknya jangan.

Menurut Deborah Gillespie, sang istri, Meat Loaf adalah pria yang sangat hangat, lembut, dan penuh cinta. Rocker era 70an lekat dengan tiga image buruk. Yakni doyan mabuk, nge-drugs, dan berhubungan seks sana-sini. Meat Loaf tidak seperti itu. Ia adalah jenis musisi yang tur keliling dunia dengan memboyong serta keluarga.

’’Buatku, semua adalah tentang ia. Sejak kami bertemu, ia adalah duniaku, dan aku mencintainya. Tak satupun hari berlalu tanpa kami saling menyatakan betapa kami mencintai. Tidak ada satu hari pun berlalu tanpa kami saling memeluk,’’ tutur Deborah penuh kasih, dalam wawancara dengan People.

MEAT LOAF bersama istri, Deborah Gillespie, pada 2008. 

Pasangan itu mengikat janji pada 2007. Sebelum bersama Meat Loaf, dia belum pernah menikah. Sebaliknya, Meat Loaf pernah berkeluarga dengan Leslie G. Edmonds. Ia mengadopsi anak Leslie dari pernikahan sebelumnya, Pearl. Pada 1981, Meat Loaf dan Leslie kembali dikaruniai anak perempuan. Diberi nama Amanda. Ya, rocker berpenampilan garang itu punya dua anak cewek yang manis-manis.

’’Beberapa kenangan terindahku tentangnya akan selalu tentang tawa kami. Betapa sering kami tertawa. Dan bagaimana kami selalu mengajak yang lain tak malu untuk bermain dan berbuat konyol,’’ tutur Deborah. ’’Michael—nama lain Meat Loaf—adalah tukang peluk. Sangat penuh kasih dan baik hati. Aku sangat beruntung pernah bersamanya,’’ lanjut dia.

 

Melatih Drama dan Olahraga

Amanda Aday, putri Meat Loaf, punya cerita yang lebih lengkap. Menurut dia, sang ayah yang lahir di Dallas, 27 September 1947 itu adalah pria yang kompleks. Selalu bersemangat, tapi di sisi lain juga sangat hangat dan perhatian. Begitu berapi-api. Ia adalah jenis orang yang akan mengumpat, ’’F**k you,’’ tapi kemudian menyambungnya dengan ’’I love you.’’

Amanda dan kakanya, Pearl, menjalani hidup yang penuh dikotomi. Sebagai putri rocker yang melambung berkat album hitnya Bat Out of Hell, yang dirilis pada 1977. Keduanya tumbuh besar di bus tur, di belakang panggung-panggung termegah dunia, di berbagai negara. Namun, begitu pulang ke rumah, Meat Loaf berubah menjadi ayah. Ayah biasa. Bukan Meat Loaf.      

Saat tidak tur, Meat Loaf sangat terlibat dengan aktivitas anak-anaknya. Ia menyutradarai drama sekolah mereka. Juga melatih tim sofbolnya. Benar-benar seperti ayah pada umumnya. Jauh dari image rock star yang albumnya terjual jutaan kopi.

BERSAMA si bungsu, Amanda Aday, saat sang putri berusia 13 tahun.

’’Kalau nilai sekolah kami jelek, kami juga dihukum. Dikurung,’’ ungkap Amanda. ’’Jadi kalau kami tidak sedang mengikuti dia tur ke entah belahan bumi yang mana, menjalani hidup yang gila, sangat penting baginya untuk mengingatkan kami. Bahwa tempat kami adalah di rumah,’’ tutur perempuan yang kini berusia 41 tahun tersebut. 

Meskipun kaya raya, Meat Loaf tidak mau anak-anaknya mengikuti apa saja yang sedang trend. Pearl dan Amanda kadang kepingin memakai sepatu baru. Atau baju. Atau aksesori. Yang mirip dengan milik teman-temannya. Meat Loaf tidak mau membelikan. ’’Jangan jadi trendi. Jangan jadi hip. Jadilah keren. Karena keren itu bertahan selamanya,’’ pesannya.

Sumber: