Omicron Surabaya Hampir 500 Kasus
SERANGAN Omicron sudah terlihat di Surabaya. Rumah sakit yang sempat nihil pasien Covid-19, kini mulai terisi. Surabaya siap-siap menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) lagi.
“Saiki Omicron wis mundak (Sekarang Omicron sudah naik). Sudah 16,4 persen. Kalau RS terisi lebih dari 20 persen, maka kita jadi level 2,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya kemarin.
Angka terkonfirmasi positif Covid-19 Surabaya sudah mencapai 20 jiwa per 100 ribu penduduk. Dari hasil pembahasan pemkot dengan Universitas Airlangga, 90 persen pasien yang tertular sudah bukan lagi varian Delta. Tapi Omicron.
Gejalanya memang lebih ringan. Banyak pasien tanpa gejala. Namun Omicron tidak bisa dianggap remeh. Sebab, penyebarannya 5 kali lipat lebih cepat ketimbang varian Delta. Makanya dalam tiga hari peningkatan pasien mencapai 486 jiwa.
Pemkot menyiapkan Asrama Haji Sukolilo untuk pemusatan isolasi. Hotel-hotel juga sudah disiapkan untuk pasien yang enggan menginap di Asrama Haji. “Atau bisa memanfaatkan ruang isolasi di RW. Sebisa mungkin jangan isoman di rumah,” tegasnya.
Jika ada dua warga yang tertular dalam satu RT, pemkot bakal menggelar swab masal di sana. Para pemilik usaha juga diminta menandatangani kesepakatan untuk menjaga protokol kesehatan. Jika ada yang tertular, mereka harus tutup selama sepekan.
Eri tidak mau semua itu terjadi. Penularan memang tidak bisa dihindari namun warga bisa membantu pemkot mencegah penularan besar-besaran. “Karena kalau angkanya langsung besar, PPKM diperketat. Masak panjenengan tega toko-toko ditutup lagi?” kata mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.
Berdasarkan data dari ITD Unair 28 Januari lalu, kasus Omicron di Jatim yang terdeteksi mencapai 82 orang. Itu tersebar di 13 kabupaten dan kota di Jatim.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dr Erwin Astha Triyono mengatakan, mayoritas pasien berasal dari Surabaya. Rinciannya, 31 orang berasal dari Kota Surabaya, 22 orang dari Kota Malang, 5 orang dari Sidoarjo, 5 orang dari Gresik, 5 orang dari kabupaten Madiun, 5 orang dari Kabupaten Malang, 4 orang dari Kabupaten Pasuruan, serta masing-masing 1 orang dari kabupaten Jember, Kota Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Trenggalek. (Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: