Diskusi Film Too Big Too Fail (2011): We Don't Have Economy by Monday

Diskusi Film Too Big Too Fail (2011): We Don't Have Economy by Monday

Oleh

Wahyudi,

Member Grup Hobby Nonton

 

FILM Too Big Too Fail dimulai dengan guncangan di perusahaan Lehman Brothers. Sementara Menteri Keuangan AS saat itu (2006-2009), Henry Paulson, melihat seekor elang berekor merah di kejauhan. Mungkin karena ia melihat sentimen hawkish bermunculan di kejauhan.

Ketika perusahaan Bear Stearns jatuh, awan gelap mulai mengintai Lehman Brothers. Para short seller mengintai dan memangsa layaknya para gagak dari kegelapan. Hanya satu pahlawan yang benar-benar bisa diharapkan untuk memberi jaminan. Yakni memberikan bailout bagi perusahaan yang telah memiliki limbah radioaktif ekonomi.

Tapi pemerintah tidak bisa begitu saja memberikan uang kepada perusahaan itu, sementara rakyat melihat bagaimana pemerintah membelanjakan uang pajak. Padahal Paulson lambat laun semakin menyadari. Bahwa masalah yang ada jauh lebih sistemik dan berbahaya. Dan dapat meruntuhkan ekonomi AS, bahkan dunia.

Too Big Too Fail adalah film yang unik. Film produksi HBO ini dibuat bukan untuk konsumsi layar lebar, tapi untuk televisi. Karena itu, ia memiliki nuansa peragaan kembali ala dokumenter. Penuh dengan klip dari berita dan acara televisi. Musiknya minimalis, dan merasa tidak perlu membuat dramatisasi berlebihan.

Menonton film ini membuat saya kembali ke masa lalu. Sebelum dunia dikuasai Quantitative Easing, AI, dan crypto. Dunia di mana layar monitor masih sangat sedikit. Bahkan seorang streamer bisa dibilang punya lebih banyak monitor dibanding para CEO di film ini. Dunia yang lebih senderhana.

Tapi, di dalam dunia yang sederhana ini digambarkan bagaimana kerumitan bermula. Bagaimana dunia perbankan saling berkaitan dan penuh jargon rumit. Mungkin penonton yang tidak akrab dengan jargon atau latar belakang sejarah akan kebingungan. Sebab film ini memilih untuk menjadi reka ulang yang didramatisasi daripada sebuah hiburan.

Akting yang ditampilkan oleh tiap aktor—anehnya—sangat luar biasa. Tiap adegan dan dialog terasa sangat natural sekaligus padat informasi. Sutradara Curtis Hanson tidak merasa perlu mengenalkan tiap karakter atau menjelaskan tiap peristiwa. Meskipun plotnya sangat padat dan kaku, apa yang ditampilkan di layar tetap indah. Adegannya telepon dan rapat melulu. Tapi begitu rapi dan estetis.

Meski demikian, kita masih diingatkan bahwa ini merupakan dramatisasi. Terutama ketika Paulson ditawari obat yang bertentangan dengan keyakikannya. Mungkin ini adalah simbolisasi ketika kepercayaannya kepada pasar bebas sedang diuji. Banyak adegan kecil yang bermakna. Misalnya ketika Paulson berlutut di hadapan Nancy Pelosi.

Bagaimanapun, menurut saya, ini bukan hanya film mengenai krisis ekonomi 2008. Tapi juga film mengenai bagaimana kita bisa sampai tahap ini. Ini adalah soal bagaimana pemerintah AS mengatasi krisis 2008 dan mencegah ambruknya ekonomi global. Tapi solusi yang ditawarkan merupakan awal dari status quo baru yang efeknya bisa kita rasakan hingga sekarang.

Mereka telah menciptakan sebuah senjata yang mengubah ekonomi dunia. Entah lebih baik atau lebih buruk. Mungkin, di masa depan, baru kita bisa menilainya dengan jelas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: