Komentar Moviegoers untuk Film Too Big to Fail

Komentar Moviegoers untuk Film Too Big to Fail

If we don't do it today, we don't have economy by Monday (Kalau kita tidak melakukannya sekarang, kita tidak akan lagi mempunyai ekonomi di hari Senin). Sepertinya sangat mendesak sekali, sepertinya harus segera diputuskan tapi toh mimik wajah para aktornya yang saat itu sedang di dalam ruangan santai saja. Lurus saja. Tidak nampak gejolak emosi yang bagus.

Menilik beberapa review dari media-media AS, atmosfer film terasa sepert Law & Order tapi terasa kurang digarap serius. Deretan pemain yang (seharusnya) bisa menjadi jaminan tersendiri, tak dinyana malah gagal total. Adegan menelepon dari jalanan itu sangat buruk. Tidak nampak kegentingan suasana sama sekali. Pula saat digambarkan bahwa kejadian pecahnya bubble di AS akan berdampak besar pada dunia ekonomi di belahan bumi Eropa itu seperti hal yang remeh saja. Sangat menjengkelkan.

William Hurt merebut trofi Aktor Terbaik Golden Globes untuk kategori TV. Menurut saya, ia bisa menang karena memang screen time dia lebih banyak dibandingkan aktor berkelas lainnya. Nah, ini jadi salah satu ’’sisi cacat’’ Too Big Too Fail. Ia terlalu bergantung pada Hurt. Padahal dalam proses perundingan, semua pihak memiliki bobot yang seimbang.

Hal itu bisa dilihat di film The Big Short yang dibuat di kemudian hari. Bahwa beban ekonomi di tahun itu tidak terletak di bahu pemerintah AS saja (legislatif-yudikatif). Tapi pada semua pihak yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan jangka panjang.

Saya menyebut bahwa Too Big Too Fail dibuat terlampau sederhana dengan ending yang dipaksakan menjadi happy. Ini tentu makin mementahkan suasana tegang yang sudah dibangun dengan tertatih-tatih sejak awal. Sayang seribu sayang. Tapi ingat, semua ini adalah penilaian saya pribadi. Anda semua bisa berpendapat lain.

Wimpie, karyawan swasta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: