VMP Optimistis Bisa Lawan Omicron

VMP Optimistis Bisa Lawan Omicron

Vaksin memang tak menjamin seseorang lolos dari penularan Covid-19. Apalagi saat efikasi vaksin sudah turun. Namun, vaksin efektif meringankan tingkat keterparahan akibat terpapar. Paling maksimal pasien akan bergejala ringan. Tidak sampai berat.

Itu terbukti dari banyak kasus saat serangan Delta pada gelombang kedua tahun lalu. Vaksin membentuk kekebalan artifisial masyarakat. Bahkan pada akhir tahun, meski efikasi vaksin turun, tapi mampu mencegah tingkat keterparahan. 

“Efikasi vaksin masyarakat turun, tapi gejala pasien yang terpapar tidak berat,” kata Koordinator Produk Riset Vaksin Merah Putih (VMP) Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih.

Efikasi vaksin bisa turun karena jangka waktu yang lama sejak seseorang disuntik. Lalu bagaimana dengan efikasi vaksin Merah Putih?

Para tim peneliti VMP optimistis efikasi VMP sangat tinggi. Mengingat saat uji praklinis pada Delta dengan memakai subjek hewan, hasilnya memuaskan. Yakni kurang lebih sekitar 90 persen. Dari situ lah, VMP diperkirakan sanggup melawan varian apapun. Termasuk Delta dan Omicron.

“Kami tentu tidak menjamin. Tapi, kami optimistis. Kalau pada Delta saja bisa, maka Omicron juga bisa. Begitu analog berpikirnya,” kata Nyoman. Para tim VMP akan menjajal uji tantang pada Omicron. Namun, pelaksanaan uji tantang itu menunggu uji klinis fase 1 berlangsung pada 8 Februari nanti.

Nyoman juga menjelaskan, proses fase 1 itu melibatkan 90 partisipan yang sama sekali belum divaksin. Mereka akan terus dipantau secara medis selama 12 bulan. Fase 2 dan 3 juga tidak perlu menunggu fase 1 tuntas.

“Secara aturan bisa dilakukan overlapping. Begitu 90 partisipan sudah disuntik, bisa lanjut ke fase berikutnya,” ungkapnyi. Proses pembuatan VMP memang terhitung lama. Yakni apabila dibandingkan dengan vaksin luar negeri. Sebab, VMP merupakan vaksin buatan dalam negeri pertama.

Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga Prof Muhammad Nasih turut bangga. Sebab, vaksin buatan dalam negeri kali pertama itu dari kampusnya. “Partisipan fase 1 dan 2 sudah oke. Tinggal fase 3 saja yang belum karena kebutuhannya kan banyak sekali,” terangnya.

Ia pun akan mengerahkan tenaga untuk menjaring partisipan sebanyak-banyaknya. Namun, tentu, bagaimanapun tidak akan bisa memenuhi target. Maksimal hanya mampu 1.000 hingga 2.000 partisipan saja. Sedangkan sisanya bakal dibantu oleh keluarga besar TNI. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: