VMP Bakal Jadi Vaksin Booster dan Donasi
VAKSIN kali pertama disuntikkan pada Januari tahun lalu. Kini 90 persen penduduk Indonesia pun sudah divaksin dosis pertama. Dengan berbagai jenis vaksin dari luar negeri. Sementara itu, vaksin Merah Putih (VMP) justru masih dalam tahap uji klinis.
Seremoninya pun digelar di Taman Kirana, RSUD dr Soetomo, kemarin (9/2). Baru sampai kloter kedua uji klinis fase 1. Artinya, perlu waktu lama agar bisa dipakai secara massal. Masih harus menunggu lolos hingga fase 3.
Lalu, bagaimana penggunaannya jika sudah lolos nanti? Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah menyediakan jawabannya. VMP akan dikhususkan untuk sasaran tertentu. Yaitu, vaksinasi anak-anak dan booster bagi masyarakat.
”Kalau memungkinkan untuk anak usia 3 sampai 6 tahun,” katanya saat membuka acara seremoni VMP secara virtual kemarin. Sebab, sejauh ini hanya Coronavac dan Pfizer yang mendapat izin untuk disuntikkan ke anak-anak. Hal itu pun disetujui Presiden Joko Widodo.
Teknis pelaksanaannya masih perlu dikaji lebih dulu dengan Badan POM. Total sasaran vaksinasi anak-anak sebanyak 25 juta jiwa. Hingga kini sudah 17 juta anak yang menerima vaksin dosis pertama. Perkiraan akan tuntas pada Desember.
”VMP ini untuk booster dan anak-anak. Tentu dengan menyesuaikan kecepatan laju vaksinasi yang sudah jalan,” katanya. Selain itu, presiden memberikan instruksi agar VMP dijadikan vaksin donasi. Yakni, dihibahkan ke negara-negara yang membutuhkan vaksin.
Namun, harus dipastikan kelasnya secara internasional terlebih dulu. VMP mesti segera didaftarkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Juga, perlu memublikasikan hasil riset seluas-luasnya. Sehingga menjadi transparan dan diamati para peneliti internasional. ”Selamat, sudah jadi produk ekspor. Saya rasa Unair akan lebih terkenal lagi di kancah internasional,” ucap Budi.
Menteri Koordinator Pembangunan Kebudayaan Manusia (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang turut hadir pun menyatakan bangga terhadap VMP. Sebab, itu menyangkut kemandirian sebagai bangsa. Juga, bukti bahwa tak lagi bergantung pada produk luar negeri.
Ia juga membenarkan vaksin hasil kerja sama Unair dan PT Biotis itu akan dijadikan vaksin donasi. Rencananya, Jokowi mendeklarasikannya pada momentum G20. ”Terutama bisa dikirim ke negara-negara dengan mayoritas muslim di Afrika,” kata Muhadjir.
Mengingat cakupan vaksinasi masyarakat Indonesia pun sudah tinggi. Artinya, batas waktu penggunaannya pun mepet. Selain itu, imbuh Muhadjir, vaksinasi di banyak negara muslim terkendala faktor kehalalan. Dengan demikian, itu cocok bagi VMP yang telah mendapat sertifikasi halal.
Sementara itu, Koordinator Produk Riset Covid-19 Unair Prof Nyoman Tri Puspaningsih turut angkat bicara soal penggunaan VMP. Menurutnyi, semua rencana itu belum dapat dipastikan 100 persen. Mengingat, VMP masih dalam tahap uji klinis.
Apalagi, saat ini masih menjalani fase 1. Namun, dia memperkirakan fase 3 bisa terselenggara pada Juli nanti. Dengan melibatkan 5.000 orang yang sama sekali belum divaksin. ”Jadi, tunggu lulus fase 3 dulu, baru memungkinkan dipakai massal. Baik nasional maupun internasional,” ucapnyai. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: