Membaca Biografi, Berjumpa Inspirasi

Membaca Biografi, Berjumpa Inspirasi

Intelektualitas Gus Dur diasah lewat berbagai ruang pendidikan dengan ragam paradigma keilmuan; Kairo, Baghdad, dan Eropa.

Berbekal dari sana, Gus Dur menjelma menjadi intelektual yang dikenal mampu mengorganisir massa dalam melancarkan perlawanan terhadap Orde Baru. Salah satunya melalui Forum Demokrasi.

Melalui wadah tersebut, komitmen Gus Dur dalam mewujudkan demokratisasi di Indonesia terus dikerjakan. Gerakan-gerakan intelektual dan politik yang dimotori oleh Gus Dur pada akhirnya secara ’ajaib’ mengantarkannya menjadi presiden.

Kendati masa menjadi presiden terbilang singkat, namun Gus Dur berhasil meninggalkan warisan kepemimpinan yang berharga bagi keberlangsungan bangsa ini. Salah satunya mencabut inpres yang melarang perayaan Imlek secara terbuka.

Kebijakan tersebut adalah cermin sikap kenegarawanan Gus Dur yang mampu memahami keberagaman dan pentingnya menghadirkan keadilan bagi semua warga bangsa.

Biografi Gus Dur yang ditulis Greg Barton adalah salah satu karya biografi yang mengangkat riwayat hidup seorang negarawan yang menginspirasi. Selain karya tersebut, masih banyak lagi biografi yang patut dibaca oleh lintas generasi guna menimba inspirasi.

Karya biografi laksana lorong waktu yang mampu mengantarkan kita menjumpai sumber inspirasi yang tak akan mengering sepanjang usia pembacanya. Mengingat tulisan biografi akan abadi sepanjang waktu.

Dengan membaca biografi, kita bisa ‘berkomunikasi’ dengan sosok teladan yang telah lebih dahulu mendahului kita. Meneladani kebaikan-kebaikan yang berhasil ditorehkan. Seraya memetik mutiara hikmah dari kesalahan-kesalahan yang pernah dialami.

Kebaikannya kita teladani, kesalahannya kita perbaiki. Dengan demikian, kita semua akan memiliki navigasi yang baik selama mengarungi kehidupan masa kini dan masa mendatang. (*)

Penulis: Moch Sholeh Pratama, alumni Ilmu Sejarah FIB Unair, reporter situs fib.unair.ac.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: