Indonesia Siap-Siap Berdamai dengan Covid-19

Indonesia Siap-Siap Berdamai dengan Covid-19

MELEPAS masker di beberapa Negara Eropa sudah dilakukan sejak tahun lalu. Yang terbaru Prancis: 2 Februari. Pembatasan kapasitas penonton teater, bioskop dan pertandingan olahraga dicabut. Indonesia kapan?

Selain Prancis, Inggris, Denmark, Irlandia, dan Belanda sudah lebih dulu berdamai dengan Covid-19. Pandemi di tempat mereka sudah terkendali. Capaian vaksinasi hingga suntikan ketika juga sudah tinggi.

Ya, kita bisa sampai lepas masker seperti Eropa, sekarang sudah kayak flu biasa di sana” ujar Staf Ahli Menteri Kesehatan dr Andani Eka Putra kemarin. Sejumlah negara di Benua biru sudah lolos dari jeratan Delta dan Omicron. Kekebalan kelompok (herd immunity) sudah terbentuk secara alami dan bantuan vaksin.

Andani melihat situasi di Jakarta sudah mulai terkendali. Penurunan kasus sudah terasa lebih dari sepekan. Jawa Timur, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih mengalami tren kenaikan. Namun, Andani yakin kasus di Jawa akan mereda akhir bulan nanti.

Berdamai dengan Covid-19 juga masih bergantung pada mutasi virus. Selama tidak ada varian baru yang membahayakan, maka rem yang selama ini menghambat pertumbuhan ekonomi bisa dilepas perlahan.

Kewajiban karantina pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) rencananya dihapuskan pada 1 April nanti. Mulai pekan depan masa karantina sudah dipangkas jadi 3 hari dari sebelumnya 10-14 hari. “Ini bentuk relaksasi lah. Ekonomi sudah harus tumbuh,” ujar Pakar Mikrobiologi Universitas Andalas (Unand) Padang itu.

Sejumlah daerah mengalami peningkatan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kemarin. Ada 12 daerah yang masuk PPKM level 3 di Jatim. Sedangkan Jabar 17 wilayah. Kendati begitu pemerintah tidak menghendaki adanya pengetatan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, aturan karantina perlu diperlonggar karena tidak ada varian baru yang membahayakan dari luar negeri. Bahkan kewajiban karantina bisa dipercepat dari rencana. “Bisa sebelum 1 April kalau situasinya memungkinkan,” katanya.

Penghapusan aturan itu diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari sektor wisata yang mulai tumbuh.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan negara yang belum mencapai puncak kasus Varian Omicron untuk tidak tergesa-gesa melakukan pelonggaran. Sebab, kondisi antar negara berbeda. Sehingga tren yang terjadi di Eropa harus tidak bisa langsung ditiru. (Salman Muhiddin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: